PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan rasio elektrifikasi atau tingkat penduduk menikmati listrik 100 persen terjadi pada 2024. Target ini lebih cepat dari yang direncanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025.
"Rasio elektrifikasi 100 persen di dalam RUPTL yang baru akan terjadi lebih cepat. Sebelumnya adalah tahun 2027, ini kami dorong sehingga 2024 akan tercapai," kata Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati pada rapat dengar pendapat di Komisi VII Selasa (25/1/2017) malam.
Nicke mengatakan untuk melakukan percepatan rasio elektrifikasi di daerah yang terisolasi dan krisis listrik, khususnya luar Pulau Jawa, PLN akan menggunakan "mobile power plant", pembangkit hybrid dengan energi terbarukan baik "on grid" maupun "off grid" dengan mengutamakan energi primer lokal.
Selain itu, perseroan juga menyediakan "marine mobile power plant" sebagai cadangan atau "reserve margin" yang bergerak untuk Indonesia timur.
Menurut dia, peningkatan rasio elektrifikasi diprioritaskan pada kelompok rumah tangga, sedangkan untuk sektor industri dan bisnis, kawasan ekonomi khusus (KEK) tetap dimasukkan dalam perencanaan elektrifikasi.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, PLN juga mengubah asumsi konsumsi listrik dari 8,6 persen menjadi 8,3 persen selama 10 tahun ke depan.
Namun, penurunan konsumsi listrik tersebut hanya terjadi di Pulau Jawa dan Bali, sedangkan di luar pulau tersebut terjadi peningkatan konsumsi 0,1 sampai 0,2 persen.
RUPTL juga tetap menjalankan program penyediaan listrik 35.000 MW namun realisasinya disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan di masing-masing sistem.
Baca Juga: PLN Tambah Tambah Pembangkit 75.900 MW Hingga 2026
Rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII pada Selasa malam dihadiri oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir dan jajarannya. Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman yang seharusnya mendampingi PLN, berhalangan hadir. (Antara)
Berita Terkait
-
PLN Tambah Tambah Pembangkit 75.900 MW Hingga 2026
-
Bank Mandiri Kucurkan Rp25,5 Triliun untuk Infrastruktur Listrik
-
Jumlah Kontrak Proyek Listrik 35 Ribu MW Sudah Capai 52 Persen
-
PLN Akui Ada Masalah Bankability Dalam Proyek PLTGU Jawa 1
-
Sejak 2009, Investasi PHE di Blok ONWJ Capai 3,9 Miliar Dolar AS
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing