Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa Indeks Tendensi Bisnis (ITB) adalah indikator perkembangan ekonomi usaha terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB). ITB diperoleh BPS dari hasil bekerja sama dengan Bank Indonesia.
"STB dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB triwulan IV-2016 sebesar 5.105 perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan. ITB merupakan indeks yang menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam keterangan resmi, Senin (6/2/2017).
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada triwulan IV-2016 sebesar 106,70, berarti kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya. Namun tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan III-2016 (nilai ITB sebesar 107,89).
Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2016 terjadi pada semua lapangan usaha kecuali lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan (nilai ITB sebesar 97,57). Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Pendidikan dengan nilai ITB sebesar 112,17. Sementara itu, peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dengan nilai ITB sebesar 101,17.
Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan IV-2016 didorong oleh peningkatan pendapatan usaha dengan nilai indeks sebesar 108,58, rata-rata jumlah jam kerja dengan nilai indeks sebesar 105,96, dan penggunaan kapasitas produksi/usaha dengan nilai indeks sebesar 104,75.
Nilai ITB pada triwulan I-2017 diprediksi sebesar 105,81 berarti kondisi bisnis diperkirakan akan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, tingkat optimisme pelaku bisnis diperkirakan lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2016 (nilai ITB sebesar 106,70).
Kondisi bisnis di semua lapangan usaha pada triwulan I-2017 diperkirakan mengalami peningkatan, kecuali pada lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang relatif stagnan (nilai ITB sebesar 100,94). "Peningkatan kondisi bisnis tertinggi diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Real Estat dengan nilai ITB sebesar 111,20, dan peningkatan terendah diperkirakan terjadi pada lapangan usaha Konstruksi dengan nilai ITB sebesar 103,39," pungkas Suhariyanto.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016 Capai 5,02 Persen
Berita Terkait
-
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016 Capai 5,02 Persen
-
Kepala BKPM Bahas Implikasi Bisnis Dari Revolusi Mental Jokowi
-
KPPU: Persaingan Sehat Tingkatkan Iklim Investasi di Indonesia
-
Tahun Lalu, Impor Indonesia Turun 4,94 Persen Dibanding 2015
-
Sepanjang 2016, Ekspor Indonesia Turun 3,95 Persen Dibanding 2015
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
BSU BPJS Ketenagakerjaan Cair Tahun 2026? Ini Faktanya
-
Purbaya dan Tito Surati Pemda, Minta Kurangi Seminar hingga Perjalanan Dinas demi Efisiensi
-
Tren Mudik Hijau Melesat: Pengguna Mobil Listrik Naik Dua Kali Lipat, PLN Siagakan 4.516 SPKLU
-
UMK Tangerang Tertinggi, Ini Daftar Upah Kota dan Kabupaten di Banten 2026
-
Mengapa SK PPPK Paruh Waktu Belum Muncul di MyASN? Ini Solusinya
-
Purbaya Minta 'BUMN Kemenkeu' Turun Tangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
-
BNPB: Rumah Korban Bencana Aceh dan Sumatera Dilengkapi Sertifikat Tanah Resmi
-
PHR Kantongi Sertipikat Tanah 542 Hektare, Amankan Aset Negara demi Ketahanan Energi Nasional
-
Pemerintah Tetapkan SOP Ketat Cegah Masuknya Zat Radioaktif di Tanjung Priok
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya