Suara.com - President dan Chief Officer Executive Freeport McMoRan Inc Richard C. Adkerson menyatakan mulai minggu depan Freeport Indonesia akan melakukan pemutusan hubungan kerja. Dia menegaskan kebijakan ini bukan untuk menekan pemerintah Indonesia, melainkan dilakukan karena untuk efisiensi pengeluaran perusahaan lantaran tidak bisa mengekspor mineral olahan atau konsentrat dan pemurnian sejak 10 Januari 2017.
"Kami lakukan sedikit kegiatan tambang untuk melindungi operasi. Kami melakukan kegiatan menjaga lingkungan di sekitar tambang dan menstok pembayaran pelaksanaan kapital," kata Richard Adkerson dalam konferensi pers di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan,Senin (20/2/2017).
Richard Adkerson menambahkan pengurangan jumlah pegawai tidak hanya pekerja nasional, tetapi juga ekspatriat.
"Pengurangan karyawan, kira-kira di bawah 10 persen, dibawah ekspatriat kami yang bekerja. Jadi untuk menunjukkan bahwa kami tidak ada perbedaan dengan karyawan nasional. Ekspatriat kami bagian kecil dari karyawan nasional. Sekitar 98 persen nasional, termasuk cukup besar dari Papua," ujarnya.
Richard Adkerson mengaku sedih dengan kebijakan tersebut. Namun, menurut dia, terpaksa diambil demi menjaga keuangan perusahaan.
"Saya sangat sedih menghadapi kenyataan. Ini adalah bukan untuk bernegosiasi dengan pemerintah, tapi kami harus mengurangi biaya supaya dapat beroperasi secara finansial," ujarnya.
Saat ini ada sekitar 32 ribu pekerja di Freeport Indonesia yang beroperasi di dataran tinggi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Mereka terdiri dari 12 ribu pekerja tetap dan lainnya berstatus kontrak.
Sejak 10 Januari 2017, perusahaan tidak bisa lagi mengekspor konsentrat lantaran izin ekspor sudah habis berdasarkan kebijakan yang ada dalam kontrak karya.
Jika Freeport ingin mendapatkan izin ekspor, mereka harus mengubah status operasi menjadi izin usaha pertambangan khusus. Namun, Freeport menolak perubahan tersebut lantaran menganggap tidak memberikan kepastian investasi jangka panjang.
Hal tersebut diperparah dengan tidak beroperasinya fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smeter) milik PT. Smelting Gresik, tempat Freeport memurnikan konsentrat tembaga karena aksi mogok karyawan.
Kondisi tersebut membuat stok konsetrat di gudang Freeport penuh. Oleh karena itu, dilakukan penghentian kegiatan pengolahan sejak 10 hari lalu.
Berita Terkait
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Pakar Beberkan Keuntungan Negara dalam Penambahan Saham Freeport 12 Persen
-
Bahlil Sebut Pasokan Bahan Baku Emas Terganggu Atas Insiden Freeport
-
ESDM Ingatkan Freeport Indonesia, Longsor Tambang Jangan Sampai Terulang
-
Kementerian ESDM Tunggu Hasil Audit Sebelum Tindak Lanjuti Insiden GBC
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025