Perusahaan private equity Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) pada tahun ini naik hingga 100 persen. Target tersebut berdasarkan kinerja perusahaan pada tahun 2016 yang memuaskan.
Direktur utama Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) John Veter mengungkapkan pihaknya telah mengakuisisi saham dua perusahaan PT. Divestekno Anugerah dan PT. Platinum Perkasa Indonesia masing-masing sebesar 30 persen. "Dan saat ini, kedua perusahaan tersebut menunjukkan kinerja yang positif,” jelasnya kepada wartawan di Bali, disela acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Sabtu (4/3/2017).
Platinum Perkasa Indonesia merupakan perusahaan pengekspor briket tempurung kelapa, kayu Asam dan kayu Alaban ke berbagai negara. Dan Divestekno Anugrah merupakan pendukung operasional kontraktor migas dan distributor tunggal untuk 8 merek di sektor migas Indonesia.
Ditambahkannya, saat ini ISDK tengah fokus pada empat sektor pilihannya, yaitu sektor konsumer, peternakan, perikanan dan holtikultura. “Tahun ini kami lebih gencar mencari perusahaan yang memiliki potensi untuk berkembang secara jangka panjang dan sesuai dengan filosofi kami,” sambungnya.
John Veter menjelaskan, kehadiran ISDK di Platinum Perkasa Indonesia membuat perusahaan ini mampu memiliki pabrik baru yang berkapasitas 5 kali lipat kapasitas pabrik lama saat ini, “sebelumnya Platinum mengirimkan 3 kontainer per bulannya untuk di ekspor. Saat ini pengiriman meningkat hingga 10 kontainer. Kedepannya akan mampu mengirim 15-20 kontainer,” papar John.
Platinum Perkasa Indonesia selain beroperasi di pabrik Cikunir juga memiliki 12 gudang untuk menampung bahan baku dari sentra batok diberbagai daerah. Dengan berdirinya pabrik baru, Platinum Perkasa Indonesia akan menjadi salah satu pemilik pembuatan briket termodern di Indonesia. Adapun Divestekno Anugrah hingga akhir tahun 2016, ditengah turunnya harga minyak dunia, omsetnya justru melonjak hingga 300 persen.
Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) saat ini lebih fokus mengembangkan bisnisnya di Indonesia. “Kami amat terbuka untuk berdiskusi dengan pengusaha Bali di sektor konsumer, peternakan, perikanan dan holtikultura untuk bekerjasama dan memanfaatkan peluang luar biasa yang dapat dilihat di masa depan,” tutup John Veter.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pindar Lebih Bergairah, Efek Dapat Guyuran Likuiditas Rp 200 Triliun
-
Danantara Banyak Kasih Syarat KRAS Sebelum Suntik Dana Rp 8,35 Triliun
-
Garuda Indonesia Tahan Datangkan 3 Pesawat Baru, Apa Alasannya?
-
Setelah CHT, Menkeu Purbaya Ditantang Bereskan Penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
-
Uang Digital Terus Berkembang Pesat di Indonesia
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
-
Rupiah Bangkit ke Rp16.716, Namun Ancaman Fiskal dan Geopolitik Bayangi Pasar
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Namun Dibayangi Pelemahan Rupiah
-
Emas Antam Naik Tipis Rp 2.000 Jelang Akhir Pekan, Intip Deretan Harganya