Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan, menyatakan bahwa pihaknya sudah mengambil kebijakan terkait persoalan PT Freeport Indonesia. Kebijakan tersebut terkait kepemilikan saham Indonesia sebesar 51 persen.
Hal itu diungkapkannya saat mengisi kuliah umum di Aula Barat Institute Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/3/2017).
"Saya kira kami akan tetap mencari solusi yang terbaik, sudah ada parameternya kita mau kepemilikan saham itu Pemerintah Indonesia bisa dapat 51 persen," kata Luhut di hadapan ratusan mahasiswa ITB.
Disinggung apakah ada dana untuk saham 51 persen tersebut, Luhut menyatakan bahwa banyak yang sudah berebut memberikan dana.
"Ada (dana). Itu kan sudah grown field, bukan green field lagi, jadi orang sudah tahu cadangannya, sudah beroperasi, sudah approved, ya jadi orang berebutan mau kasih duit,” jelasnya.
Selain kepemilikan saham, Menko Luhut ini juga memaparkan, pihaknya pun telah melakukan beberapa kebijakan, khususnya untuk menyejahterakan rakyatnya, yakni dengan adanya pembangunan smelter (fasilitas untuk mengolah hasil tambang).
“Mengenai pembangunan smelter, kan nilai tambahnya untuk Pemerintah Indonesia, rakyat Indonesia, menikmati dari segi pajak, lapangan kerja dan sebagainya. Kemudian masalah perpajakan, pajak itu kan tentu harus menyesuaikan dengan rezim pajak itu, di mana-mana di dunia juga begitu, tidak bisa nilainya down atau sama besarnya sepanjang masa,” jelasnya.
Soal pengelolaannya, lanjut Luhut, pihaknya mempercayakan putera-puteri Indonesia seperti Mahasiswa ITB, Mahasiswa ITS dan Mahasiswa berprestasi lainnya.
“Pengelolaan sekarang ini secara teknologi tadi saya bilang ada putra putri Indonesia dari ITB, ITS, dan lain sebagainya, kan sudah ada di sana, tinggal nanti perusahaan mana saja yang mau ambil, bisa saja nanti mungkin Perusahaan Antam (perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan), bisa saja nanti berkombinasi dengan privat sektor,” pungkasnya.
Baca Juga: Jonan Tegaskan Perundingan dengan Freeport Masih Terus Berjalan
Tag
Berita Terkait
-
Jonan Tegaskan Perundingan dengan Freeport Masih Terus Berjalan
-
Jonan Minta Pejabat Baru Minerba Segera Atasi Polemik Freeport
-
Pemkab Mimika Ingin Dapat Jatah 20 Persen Saham Freeport
-
Pemda Mimika Ngotot Freeport Harus Bangun Smelter di Papua
-
Luhut Akui Proyek Kilang Cilacap Akan Dibahas dengan Arab Saudi
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Ribut Saham Gorengan, Insentif Pasar Modal untuk Apa?
-
Disegel dan Jadi Penyebab Banjir, PTPN III Ternyata Berniat Tambah 59 Ribu Hektar Lahan Sawit
-
Mandat Digitalisasi Negara: BUMN Ini Dianggap Punya 'Privilege' Bisnis Masa Depan!
-
Tambang Emas Terafiliasi ASII di Sumut Disegel, KLH Soroti Potensi Pidana
-
DEWA dan BUMI Meroket, IHSG Menguat ke Level 8.693 dengan Transaksi 19 Triliun
-
4 Tahun Beruntun, Bank Mandiri Raih Lagi Juara 1 pada ARA 2024 atas Transparansi Laporan Tahunan
-
Mengenal Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Masyarakat Kepulauan
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
BRI Peduli Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Hidrometeorologi Sumatera Barat