Menindaklanjuti Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Pemerintah Kota Surakarta pada tanggal 1 Oktober 2016 lalu dalam penerapan sistem penarikan retribusi secara elektronik, atau e-retribusi, PT Bank Tabungan Negara (BTN) memperluas implementasi sistem electronic retribution atau e-retribusi di Pasar Klewer, setelah sebelumnya sukses dilaksanakan di Pasar Gede.
Dengan mengganti sistem penarikan retribusi dari cara manual oleh petugas pasar ke para pedagang menjadi sistem elektronik melalui media kartu, diharapkan bisa membantu Pemkot Surakarta mengelola pendapatan daerahnya secara lebih efisien, dan akuntabel. Selain itu, sistem e-retribusi juga menjadi salah satu upaya dari misi pemerintah menjadikan kota Solo sebagai Smart City tahun 2018.
“Sistem e-retribusi mengurangi potensi fraud, aman, cepat, mudah karena pedagang cukup melakukan tapping pada mesin reader di pasar,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono, saat meresmikan e-retribusi di Pasar Klewer, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2017). Bagi pedagang pun, sistem e-retribusi bisa menghindarkan mereka dari pungutan lain di luar retribusi resmi yang ditetapkan pemerintah.
Peluncuran e-retribusi hasil kerjasama Bank BTN dan Pemkot Solo dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, dan Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmodi sela-sela seremoni peresmian wajah baru pasar Klewer yang pernah terbakar pada tahun 2014 silam.
Pasar Klewer sebagai pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah mencakup setidaknya 2.639 pedagang merupakan pasar ketiga yang menerapkan sistem e-retribusi bersama Bank BTN di Surakarta. Dua pasar sebelumnya adalah Pasar Gede, dan Pasar Ngudi Rejeki Gilingan, dengan jumlah pedagang masing masing 760 pedagang dan 236 pedagang, sebagian besar telah menerapkan e-retribusi . Sistem e-retribusi direncanakan terus diperluas seiring dengan peningkatan sosialisasi dan infrastruktur di pasar.
Sementara itu, bagi Bank yang berkode saham BBTN ini, sistem e-retribusi dapat membuka akses pedagang terhadap layanan perbankan lainnya, mulai dari transaksi perbankan, maupun pembiayaan. Dengan membuka layanan e-retribusi, jumlah nasabah BTN, Dana Pihak Ketiga dan juga pengucuran kredit akan meningkat. “Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk memperluas inklusi keuangan,” kata Maryono.
Pendekatan dengan para pedagang pasar lewat sistem e-retribusi, akan memudahkan Bank BTN memasarkan produk pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan pedagang. Salah satunya adalah KPR BTN Mikro. Produk yang baru dirilis Februari lalu menawarkan plafon pinjaman sebesar 75 juta rupiah dengan tenor 10 tahun dan cicilan yang disesuaikan dengan kemampuan nasabah. “Para pedagang sebagai pekerja di sektor informal bisa memanfaatkan KPR BTN Mikro untuk renovasi rumah, atau membangun tempat usaha,” kata Maryono.
Sistem e-retribusi yang dikembangkan Bank BTN merupakan bagian dari inovasi BTN dalam masa transformasi digital yang saat ini digalakkan Bank BTN.. Sejumlah inovasi sudah dilakukan BTN, diantaranya dengan merilis aplikasi BTN Digital Solution untuk layanan perbankan. BTN Digital Solution merupakan aplikasi layanan transaksi perbankan dalam genggaman, portal BTN properti untuk pengajuan KPR Online dan transaksi jual beli properti langsung dengan pengembang, serta terakhir membangun Smart Branch BTN.
Transformasi ini diyakni bisa memperkuat BTN dalam perannya sebagai agen pembangunan ekonomi sekaligus sebagai agen pelayanan (agent of services) berkomitmen membantu program pemerintah, termasuk dalam pelayanan perbankan yang meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Kedepan, kami akan terus berinovasi baik dalam produk maupun layanan transaksi perbankan yang makin mudah diakses masyarakat luas,” tutup Maryono.
Baca Juga: Kasus Chat Sex, Rizieq dan Istri Tak Hadiri Pemeriksaan Hari Ini
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan