Suara.com - Memiliki kartu kredit telah menjadi tren gaya hidup masyarakat, khususnya di perkotaan. Semuanya tampak lebih mudah dengan menggunakan kartu kredit. Tanpa membawa uang, Anda tinggal gesek dan transaksi keuangan pun beres.
Namun dengan kemudahan transaksi, beberapa pemilik kartu kredit malah tidak bisa mengerem nafsu belanja. Mereka sudah kecanduan memakai kartu kredit sehingga sulit meninggalkan kartu plastic tersebut. Dengan minimnya kemampuan untuk mengontrol penggunaan kartu kredit, lalu mereka terperangkap dengan utang.
Berikut ini enam tanda Anda memiliki berpotensi menjadi pecandu kartu kredit. Jika Anda memiliki dua tanda ini, Anda patut waspada sehingga harus bisa mengontrol keuangan agar bisa melunasi tagihan kartu kredit
Hanya kartu kredit solusi pembayaran transaksi
Anda mulai malas membayar secara tunai, dan langsung panik jika tidak membawa kartu kredit, meskipun cuma berbelanja di mini market.
Anda bahkan lebih percaya diri membayar dengan kartu kredit ketimbang menggunakan uang di dompet. Parahnya lagi Anda mengunakan kartu kredit untuk setiap transaksi kecil sekali pun.
Merasa selalu punya uang
Pecandu kartu kredit cenderung merasa selalu memiliki dana tak terbatas meskipun saat itu Anda sedang tidak punya uang. Anda akan baik-baik saja jika diajak jalan-jalan, makan atau nongkrong bareng meskipun belum gajian.
Keberadaan kartu kredit membuat Anda yakin bisa membayar semua pengeluaran. Namun ketika tagihan datang, Anda kelimpungan karena dana untuk membayar sudah tidak ada.
Memiliki lebih dari dua kartu kredit
Anda memiliki lebih dari dua kartu kredit dari bank berbeda di dompet. Anda bangga melakukannya dan bahkan akan mengurus kartu kredit baru bila ada kesempatan meskipun utang di kartu yang lama belum lunas. Meskipun memiliki lebih dari dua kartu kredit, Anda tidak memiliki tujuan penggunaan masing-masing kartu sehingga penggunaannya cenderung sesuka hati.
Menjadikan kartu kredit solusi masalah keuangan
Kalau ada masalah keuangan, misalnya butuh uang cash untuk membayar utang pada teman, Anda melakukan tarik tunai kartu kredit sebagai solusinya. Ibaratnya gali lubang tutup lubang.
Lebih parahnya lagi, Anda memutuskan untuk menggunakan kartu kredit bila gaji Anda tidak cukup. Padahal itu artinya Anda harus berutang dengan biaya mahal.
Padahal kartu kredit hanyalah alat pembayaran sementara yang selanjutnya harus dibayar lunas oleh Anda sebelum tanggal jatuh tempo agar tidak terkena bunga.
Mengalami overlimit dan melebihi tanggal jatuh tempo
Ini bukti yang jelas kalau Anda menggunakan kartu kredit secara serampangan. Bisa jadi karena keperluan mendesak atau untuk memenuhi kebutuhan konsumtif Anda.
Kalau sudah begini Anda bukan saja sudah menjadi pecandu kartu kredit, tetapi juga dalam masalah besar. Gunakan kartu kredit secara bijaksana, jangan sampai overlimit dan lupa mencatat tanggal jatuh tempo. Akibatnya Anda terkena bunga overlimit dan bunga.
Selalu membayar tagihan dengan pembayaran minimal
Selain membayar tagihan sebelum tanggal jatuh tempo, Anda perlu membayar tagihan secara penuh. Sebalinya para pecandu kartu kredit tanpa perencanaan matang sering membayar tagihan dengan pembayaran minimal. Akibatnya utang kartu kredit akan terus bertambah dan membesar karena terkena bunga kartu yang cukup besar.
Tidak kapok melakukan kesalahan
Ciri kecanduan lainnya adalah Anda tidak kapok dalam mengunakan kartu kredit secara serampangan meskipun utang sudah menumpuk dan Anda tidak sanggup membayarnya.
Setiap tagihan datang, Anda akan selalu membayar dengan tagihan minimum hanya untuk bisa mempergunakan kartu kredit lagi di bulan berikutnya. Seharusnya, jika utang kartu kredit sudah menumpuk, Anda harus berhenti menggunakan kartu kredit hingga tagihan tersebut lunas. Setelah lunas, baru Anda bisa menggunakan kartu kredit lagi, tentu dengan perencanaan matang.
Published by halomoney.co.id |
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status