Suara.com - Diperkirakan jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia tiap tahunnya mencapai 64 juta ton. Sampah plastik menyumbang 14 persen di antaranya berasal dari kemasan produk makanan atau minuman.
Untuk membantu menekan jumlah sampah plastik di Indonesia yang tergolong lambat terurai, Coca Cola menerapkan teknologi Affordable Small Sparkling Package (ASSP) yang memungkinkan botol kemasan plastik yang digunakannya lebih ringan dan bisa didaur ulang.
"Teknologi ini dapat mengurangi berat botol hingga 43 persen atau setara dengan 1000-2000 ton plastik per tahunnya," ujar Stewart Edmed, Technical Director Coca-Cola Indonesia pada temu media di Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Teknologi ini merupakan yang pertama diterapkan Coca Cola di Indonesia diantara negara-negara Asia Tenggara dan kedua di dunia. Meski nilai investasi untuk penerapan teknologi ini cukup besar, Stewart mengatakan hal ini dapat mendatangkan keuntungan bisnis yang lebih besar bahkan hingga dua kali lipat.
"Kita tidak hanya ingin mengurangi emisi karbondioksida tapi juga ingin menumbuhkan bisnis hingga dua kali lipat. Dan ini membutuhkan waktu hingga 25 tahun untuk menemukan bahan material terbaik," tambah dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
Terkini
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Pindar Lebih Bergairah, Efek Dapat Guyuran Likuiditas Rp 200 Triliun
-
Danantara Banyak Kasih Syarat KRAS Sebelum Suntik Dana Rp 8,35 Triliun
-
Garuda Indonesia Tahan Datangkan 3 Pesawat Baru, Apa Alasannya?
-
Setelah CHT, Menkeu Purbaya Ditantang Bereskan Penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
-
Uang Digital Terus Berkembang Pesat di Indonesia
-
Profil Dirut Bank BJB Yusuf Saadudin yang Meninggal Dunia
-
Rupiah Bangkit ke Rp16.716, Namun Ancaman Fiskal dan Geopolitik Bayangi Pasar
-
Cadangan Devisa RI Terkuras di 2024, Gubernur BI Ungkap Alasan Utama di Baliknya
-
IHSG Berbalik Menghijau di Jumat Pagi, Namun Dibayangi Pelemahan Rupiah