Presiden Joko Widodo memimpin sidang kabinet [suara.com/Erick Tanjung]
Presiden Joko Widodo mengingatkan menteri agar lebih berhati-hati menerbitkan peraturan. Jokowi meminta setiap kebijakan harus dikalkulasi secara matang, disosialisasikan ke stakeholder dengan baik.
"Jangan sampai menerbitkan permen ini bisa menghambat dunia usaha dan hanya menambah kewenangan dari Kementerian itu sendiri," kata Jokowi ketika memberikan pengarahan di sidang kabinet paripurna dengan topik Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018 di Istana Negara, Senin (24/7/2017).
Dia menuturkan semua kebijakan harus memiliki visi untuk mempermudah, khususnya dunia usaha.
"Jangan sampai permen-permen justru memberikan ketakutan pada mereka untuk berinvestasi, untuk mengembangkan usaha. Karena ini menyangkut pertumbuhan ekonomi, menyangkut memperluas lapangan pekerjaan, yang itu semua kita harus mengerti tujuannya kemana," kata dia.
Jokowi kemudian menyinggung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.
Dia menilai kebijakan yang diterbitkan oleh kedua menteri dianggap investor menghambat investasi.
"Pada permen-permen, baik di kehutanan dan lingkungan hidup, di ESDM misalnya yang saya lihat dalam satu dua bulan ini direspon tidak baik oleh investor, karena dianggap itu menghambat investasi. Ini tolong diberikan catatan, dan juga permen-permen yang lain, hati-hati," kata dia.
"Jangan sampai menerbitkan permen ini bisa menghambat dunia usaha dan hanya menambah kewenangan dari Kementerian itu sendiri," kata Jokowi ketika memberikan pengarahan di sidang kabinet paripurna dengan topik Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018 di Istana Negara, Senin (24/7/2017).
Dia menuturkan semua kebijakan harus memiliki visi untuk mempermudah, khususnya dunia usaha.
"Jangan sampai permen-permen justru memberikan ketakutan pada mereka untuk berinvestasi, untuk mengembangkan usaha. Karena ini menyangkut pertumbuhan ekonomi, menyangkut memperluas lapangan pekerjaan, yang itu semua kita harus mengerti tujuannya kemana," kata dia.
Jokowi kemudian menyinggung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.
Dia menilai kebijakan yang diterbitkan oleh kedua menteri dianggap investor menghambat investasi.
"Pada permen-permen, baik di kehutanan dan lingkungan hidup, di ESDM misalnya yang saya lihat dalam satu dua bulan ini direspon tidak baik oleh investor, karena dianggap itu menghambat investasi. Ini tolong diberikan catatan, dan juga permen-permen yang lain, hati-hati," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Berapa Tarif Yakup Hasibuan? Pengacara Jokowi dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
-
Terpopuler: 7 Fakta Panas Ijazah Jokowi, Promo BRI Hemat Rp1,3 Juta
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
Muncul Desakan Reshuffle Kabinet Imbas Banjir Sumatra, Begini Respons Menteri LHK Hanif Faisol
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025