Pada Semester I tahun 2017, PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif. Penyaluran kredit dan dana pihak ketiga secara year on year (yoy) berhasil tumbuh double digit, masing-masing sebesar 15 persen dan 20 persen.
"Pertumbuhan kredit dan DPK kami atau berturut- turut menjadi Rp6,1 triliun dan Rp6,8 triliun," kata Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna, Ali Rukmijah, di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Pertumbuhan kredit tersebut dirasa cukup menggembirakan dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia yang secara tahunan hingga Mei 2017 hanya mencapai kurang dari 10 persen. Realisasi penyaluran kredit tersebut menjadi salah satu faktor tumbuhnya Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar 45 persen.
Hal ini juga bermuara pada peningkatan laba bersih Bank Sampoerna pada paruh pertama tahun 2017 menjadi sebesar Rp23,9 miliar. Jumlah ini meningkat 20 persen dibandingkan laba bersih pada paruh pertama tahun 2016 sebesar Rp20,0 miliar.
“Secara keseluruhan, Bank Sampoerna berhasil mencapai hasil kinerja positif melalui penyaluran kredit secara berhati-hati dan pengelolaan aktif dana pihak ketiga. Kami mengajak seluruh karyawan untuk bergandeng tangan mewujudkan pertumbuhan bisnis yang bukan hanya cepat dan kuat, akan tetapi juga didukung dengan integritas dan kepatuhan terbaik. Kami selalu mempertahankan reputasi dan kepercayaan dari nasabah dan masyarakat luas. Kami menjadikan Integritas dan Kepatuhan sebagai landasan untuk bekerja” ucap Ali.
Kredit terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tetap menjadi fokus utama Bank Sampoerna. Per akhir Juni 2017, kredit pada segmen UMKM mencapai Rp4,5 triliun atau sekitar 75 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan. Jumlah ini meningkat 25 persen dibandingkan dengan kredit ke sektor UMKM satu tahun yang lalu. Sementara itu, kredit pada segmen non-UMKM, per Juni 2017 mencapai Rp1,5 triliun.
Di tengah pertumbuhan ekonomi yang belum berada pada tingkat yang diharapkan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) Bank Sampoerna terkelola dengan baik. NPL gross berada pada level 3,66 persen pada akhir Juni 2017, menurun jika dibandingkan dengan posisi per akhir Juni 2016 sebesar 3,97 persen. Rasio NPL gross tersebut masih dalam di bawah tingkat yang ditetapkan regulator. Regulator menetapkan batas 5 persen untuk NPL net.
Baca Juga: Tahun Lalu, Bank Sahabat Sampoerna Naik Kelas ke BUKU II
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing