Suara.com - Richard H. Thaler, ekonom dari University of Chicago, Amerika Serikat yang merupakan salah satu perintis studi ekonomi perilaku, dianugerahi Nobel Ekonomi 2017 pada Senin (9/10/2017).
Ilmuwan 72 tahun yang terkenal dengan teori "nudge" itu berjasa mengungkap bagaimana pasar yang seharusnya rasional bisa dipengaruhi keputusan manusia yang tidak rasional.
Ia akan menerima hadiah senilai 9 juta krona Swedia bersama medali Nobel yang akan dikalungkan kepadanya pada Desember mendatang.
"Saya akan berusaha untuk menghabiskan uang hadiah itu seirasional mungkin," kata Thaler usai menerima kabar kemenangannya seperti dikutip dari BBC.
Royal Swedish Acadmy of Science, lembaga yang menganugerahkan hadiah itu, mengatakan bahwa Thaler berhasil "mengombinasikan asumsi-asumsi psikologis yang realistis ke dalam analisis pengambilan keputusan ekonomi."
"Kontribusi Richard Thaler telah membangun jembatan antara ekonomi dan analisis psikologis individual dalam proses pengambilan keputusan," jelas Akademi itu seperti dilansir Reuters.
Salah satu juri Hadiah Nobel 2017, Per Stroemberg, mengatakan bahwa karya Thaler telah menjelaskan bagaimanan psikologi manusia memengaruhi keputusan ekonomi.
"Temuan Thaler telah menginspirasi banyak peneliti untuk mengikuti jejaknya dan ia telah membuka jalan bagi terciptanya bidang baru dalam ekonomi yang kita sebut ekonomi perilaku," jelas Stroemberg.
Teori Thaler dinilai telah membantu publik untuk mengenali trik-trik pemasaran dan mencegah mereka mengambil keputusan ekonomi yang salah.
Secara khusus ia mengembangkan cara-cara untuk mendorong (nudge) publik untuk membuat rencana jangka panjang sebelum mengambil keputusan ekonomi, semisal menyiapkan dana pensiun untuk hari tua.
Salah satu yang memanfaatkan teori Thaler adalah Perdana Menteri Inggris, David Cameron yang pada 2010 mendirikan "nudge unit". Tujuannya mencari cara-cara inovatif untuk mengubah perilaku publik agar bisa meningkatkan perekonomian Inggris.
Berita Terkait
-
Berkontribusi bagi Keamanan dan Kesejahteraan, BPJS Kesehatan Masuk Nominasi Nobel Perdamaian
-
Nobel Perdamaian Dikasih ke Pendukung Genosida? 5 Dosa Pemenang Nobel 2025 yang Bikin Geger
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
5 Rekomendasi Novel Karya Laszlo Krasznahorkai: Peraih Nobel Sastra 2025
-
Netanyahu Nominasikan Trump untuk Nobel Perdamaian! Apa Alasannya?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah