Suara.com - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setidjawarno mengatakan tarif Kereta Api Bandara harus kompetitif karena sudah ada taksi dan bus yang menjadi moda transportasi ke bandara Soekarno-Hatta.
"Besaran tarif bisa jadi polemik, tinggi atau rendah. Perlu diketahui, transportasi umum yang melayani ke dan dari Bandara Soekarno-Hatta sudah ada taksi dan bus bandara," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Menurut dia KA Bandara sebagai transportaei umum baru, selayaknya memilih besaran tarif di antara tarif taksi dan bus bandara.
Dengan tarif tersebut, kata dia, diupayakan tidak mengurangi begitu besar pengguna bus dan taksi, namun dapat mengalihkan penumpang serta pekerja rutin menuju dan dari Bandara Soekarno-Hatta.
"Dengan demikian ketersediaan lahan parkir di bandara bisa berkurang," katanya.
Djoko juga menyoroti perihal pembelian tiket bahwa pengelola KA Bandara harus fleksibel dan kreatif.
"Pengalaman KA Bandara Medan-Kualanamu okupansinya rendah. Kalau target raih pekerja perlu skema tarif langganan," kata dia.
Selain itu dia menyarankan ada tarif khusus untuk bisa meraih target penumpang. "Jika penumpang rombongan lebih dari tiga orang dapat tarif khusus. Pasalnya, berpergian lebih dari tiga orang lebih memilih sewa kendaraan atau taksi," kata Djoko.
Menurut dia lebih baik menjual tiket dengan tarif murah namun tetap ada keuntungan yang didapat dibandingkan kereta kosong tanpa okupansi.
Baca Juga: 2 Januari 2018, Jokowi Resmikan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta
Djoko berpendapat pendapatan KA Bandara juga sebaiknya tidak hanya mengandalkan penjualan tiket.
"Hanya dengan mengandalkan pendapatan dari penumpang, pasti tidak bisa segera menutup operasional dan modal pembangunan infrastruktur dan pengadaan sarana. Oleh sebab itu cara memanfaatkan aset seputaran operasional kereta lebih bijak dapat dilakukan," jelas dia. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Pengeluaran Ongkos Transportasi Warga Bekasi dan Depok Paling Mahal di Dunia
-
Gema 'Tangkap Sudewo!' Nyaring di Gedung KPK Pagi Ini
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global