Suara.com - Ekonomi digital akan semakin berkembang, seiring dengan perkembangan teknologi. Era teknologi digital menghadirkan disrupsi di seluruh sektor bisnis.
Disrupsi menjadi masa depan bagi pelaku bisnis yang tengah eforia, yang mana terjadi perubahan pola konvensional menjadi digital. Namun sebaliknya, bagi pelaku bisnis yang nyaman dengan pola bisnis konvensional, disrupsi menjadi momok dan awal kepunahan.
Bagi Pos Indonesia, disrupsi merupakan masa depan yang harus diraih, karena saat ini Pos Indonesia tengah merombak seluruh dapur bisnisnya dengan merelevankan seluruh aspek strategis terhadap apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat di era milenial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “disrupsi” berarti “tercabut dari akarnya”. Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, disrupsi merupakan gangguan yang mengakibatkan suatu bisnis tidak berjalan dengan baik, karena adanya kompetitor baru yang cenderung lekat dengan pelayanan berbasis teknologi, yang mengakibatkan pemain bisnis lama harus memikirkan ulang strategi berhadapan dengan era baru saat ini.
Disrupsi hadir karena adanya kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak efisien (inefisiensi). Ketidakefisienan tersebut menghilang dengan hadirnya teknologi digital, yang pada akhirnya menjadi faktor utama perubahan bisnis saat ini.
Dengan kata lain, perubahan paradigma bisnis dari pola konvensional menjadi digital yang bertumpu pada teknologi menjadi driver pertumbuhan bagi para pelaku bisnis saat ini. Paradigma tersebut pun mampu merubah gaya hidup masyarakat menjadi digital, dan menjadikan segalanya serba mungkin.
Menurut Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Gilarsi W. Setijono, perseroan sejatinya telah merespons hal tersebut sejak 2 tahun lalu. Perubahan landscape bisnis menjadi isu yang selalu hangat untuk dibahas oleh manajemen.
Pos Indonesia, jelasnya, tidak hanya berdiam diri dan terpesona menyaksikan kompetitor yang tengah lahap menyantap pasar, tetapi BUMN oranye ini tengah menyiapkan langkah dan strategi untuk merelevankan seluruh aspek bisnis sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat saat ini.
Gilarsi menyebut, infrastruktur bisnis berbasis teknologi adalah agenda utama Pos Indonesia.
“Istilahnya, kami bereskan dapur terlebih dahulu. Setelah yakin benar-benar sudah tidak ada masalah, baru kita percaya diri untuk perang. Jadi kami tidak ingin masyarakat hilang kepercayaan kepada kami setelah menggunakan produk kami yang ternyata memang bermasalah. Untuk menarik mereka kembali akan menjadi lebih sulit,” tandas laki-laki kelahiran 10 Februari 1962 tersebut.
Dengan DNA bisnis yang dimiliki, ke depan, Pos Indonesia dinilai akan mampu menjadi market leader yang kuat di Indonesia. Terlebih, perusahaan ini memiliki titik layanan yang memungkinkan untuk menjangkau rural area.
Pos Indonesia memiliki 2 DNA utama dalam bisnisnya, yaitu sektor kurir logistik dan financial services atau jasa keuangan. Saat ini, sektor-sektor tersebut mampu berkontribusi masing-masing sebesar 60 persen untuk sektor kurir logistik, 35 persen untuk sektor financial services, dan 5 persen sisanya untuk sektor lainnya.
Berita Terkait
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mensos Tinjau Penyaluran BLT Kesra di Bandung, PT Pos Indonesia: Target Rampung Akhir November
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
Hingga November, Penyaluran BLTS Capai 5,5 Juta Keluarga Penerima Manfaat
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina