Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana perusahaan pertambangan batubara, PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. Upaya ini menjadikan emiten dengan kode BOSS tersebut menjadi emiten baru kedua pada tahun 2018 ini.
"Pencatatan perdana saham Borneo Olah Sarana Sukses Tbk dengan kode perdagangan BOSS, maka total emiten saham di BEI menjadi ke-568," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Kamis (15/2/2018).
Ia mengharapkan setelah resmi menjadi perusahaan tercatat di BEI, perseroan dapat lebih menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), di antaranya dengan melakukan keterbukaan informasi baik kepada regulator maupun kepada publik.
"Kami harap saham BOSS dapat menjadi salah satu saham yang terus menjadi pilihan bagi para investor dan manajer investasi dalam menentukan portofolionya," katanya.
Presiden Direktur Borneo Olah Sarana Sukses Tbk, Freddy Tedjasasmita mengatakan langkah perseroan untuk melakukan IPO pada tahun ini merupakan bagian dari visi dan misi perusahaan untuk mampu memenuhi tuntutan pelanggan di seluruh dunia akan batubara premium yang berkualitas tinggi (high grade) agar lebih ramah lingkungan saat digunakan sebagai pembangkit listrik.
"Keunikan ini membuat batubara kami bisa mensuplai pembangkit listrik di Jepang dan negara lain dengan harga jual yang lebih tinggi dari patokan harga acuan Newcastle Australia," katanya.
Dalam aksi korporasi ini, ia mengemukakan, perseroan memperoleh dana sekitar Rp160 miliar yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur pengangkutan batubara (coal hauling) dan fasilitas pemuatan batubara (jetty).
"Dana tersebut akan dimasukkan dalam belanja modal (capital expenditure/ capex) perseroan tahun ini mencapai 16 juta dolar AS," katanya.
Ia mengharapkan perseroan dapat meningkatkan produksi pada tahun 2018 sebesar dua kali lipat. Tahun lalu, Borneo Olah Sarana Sukses Tbk membukukan volume produksi sebesar 500.000 metrik ton. Per September 2017 lalu, perseroan meraih penjualan sebesar Rp120,6 miliar. Sementara laba bersih mencapai Rp20,8 miliar.
Sementara itu dalam perdagangan perdana di BEI, terpantau harga saham BOSS naik 50 persen menjadi ke posisi Rp600 per saham dari harga saham perdana Rp400 per saham. (Antara)
Berita Terkait
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
IPO SUPA: Ritel Cuma Dapat 3-9 Lot Saham, Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Dibalik Cerita IPO Superbank! Gak Cuma Zonk, Pemburu Saham SUPA Rela Pinjol dan Dapat Jatah 3 Lot
-
BEI Rilis Aturan Baru, Sikat Praktik Spoofing Bandar Mulai Hari Ini
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok