Suara.com - Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan pemerintah harus menerapkan kebijakan harga (pricing policy) yang tepat terhadap sebagian produk pangannya terutama beras.
"Jadi ketika musim panen tiba, petani tidak akan berhadapan dengan penurunan harga yang membuat petani rugi," ujar Rizal Ramli dalam seminar nasional di Jakarta, Jumat (22/2/2018).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu mencontohkan kenapa pertanian Indonesia kalah dengan negara-negara di Asia Timur serta Asia Tenggara seperti Korea, Jepang, Malaysia dan Thailand.
Karena negara-negara itu pro dengan petani. Negara-negara tersebut menerapkan pricing policy. Mereka fokus dengan kebijakan harga agar para petani untung saat musim panen tiba.
"Selain pemerintahan negara-negara itu mengurusi soal-soal teknis seperti irigasi, bibit, maupun pupuk, mereka juga memikirkan bagaimana para petani itu untung," ujar dia.
Karena itu untuk memajukan sektor pertanian di dalam negeri, pemerintah harus memastikan para petani mendapatkan untung saat panen raya.
"Agar petani makmur dan daya beli lebih besar sehingga industri pertanian maju," kata dia.
Selain itu ia meminta pemerintah untuk membangun sawah baru seluas dua juta hektare.
"Bangun sawah baru itu di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, sebagian Sumatera, dan Membramo di Papua yang tanahnya sangat subur. Kalau 2 juta hektar, kita bisa bangun dalam kurun waktu tiga tahun," kata dia.
Apabila langkah tersebut dikerjakan, maka Indonesia bisa surplus beras sekitar 8 juta ton gabah.
"Jadi kalau ada el nino biasanya mengurangi 3 juta ton, kita masih ada surplus 5 juta ton," kata dia.
Surplus 5 juta ton itu bisa dijadikan kekuatan diplomasi oleh Indonesia untuk negara-negara lain.
"Kita bisa bantu negara-negara lain yang sedang membutuhkan dengan diplomasi pangan. Kalau kita kasih pinjam beras yang kita hasilkan, Indonesia bisa disegani," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Mentan Amran Lapor ke Prabowo Petani Mulai Sejahtera
-
Bawa Kasus ke Jakarta, Pengacara Ungkap Sederet Kejanggalan Kasus Penembakan 5 Petani di Pino Raya
-
Kuasa Hukum: Banyak Pasal Dipreteli Polisi dalam Kasus Penembakan 5 Petani Bengkulu Selatan
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia