Suara.com - Presiden Joko Widodo mencalonkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menggantikan Agus Martowardojo sebagai Gubernur Bank Indonesia yang baru. Perry pun dinilai cocok dan mumpuni.
Hal tersebut lantaran masa jabatan Agus sebagai Gubernur Bank Indonesia akan berakhir pada Mei 2018.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah menilai Perry merupakan sosok yang tepat untuk menjadi Gubernur Bank Indonesia.
“Saya rasa cocok ya, karena beliau juga sudah memiliki pengalaman dibidangnya. Saya rasa tidak ada masalah,” kata Halim saat ditemui di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2018).
Selain itu, lanjut Halim, Perry juga berasal dari kalangan profesional sehingga integritasnya tidak perlu diragukan lagi. Atas dasar tersebut, Halim menilai keputusan Presiden Jokowi memilih Perry sebagai calon Gubenur BI dinilai tepat.
"Tentu saya rasa dengan karakternya yang juga punya integritas, profesional, mendahulukan kepentingan bangsa dan negara, saya rasa cocok dia," katanya.
Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI sejak 2013. Dalam jabatannya tersebut, Perry bertanggung jawab di bidang kebijakan moneter, internasional, statistik, pengelolaan devisa, pendalaman pasar keuangan, ekonomi dan keuangan syariah, BI Institute, dan kantor perwakilan BI di luar negeri.
Lulusan Sarjana Ekonomi Universitas Gadjah Mada 1982 itu meraih gelar Master dan PhD di bidang Moneter dan Keuangan Internasional diperoleh dari Iowa State University, Amerika Serikat masing-masing pada 1989 dan 1991.
Perjalanan karier Perry Warjiyo di BI terbilang cukup panjang sejak 1984. Sebelum ditetapkan sebagai Deputi Gubernur, ia menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional di Bank Indonesia.
Baca Juga: Bank Indonesia Buka Kantor Perwakilan di Beijing Tiongkok
Sebelumnya, Perry juga pernah berkarir dan menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group.
Berita Terkait
-
Independensi DPR Diragukan dalam Pemilihan Calon Gubernur BI
-
Gubernur BI: Konflik Qatar Tak Pengaruhi Ekonomi Indonesia
-
Komisi IX DPR Telah Pilih Dua Deputi Gubernur BI Baru
-
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus Ditopang Maritim & Pariwisata
-
Dua Syarat BI Kalau Mau Ekonomi Indonesia Masuk 7 Besar Dunia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Jamin Keaslian Data! Peruri Dorong Hilirisasi Ijazah Digital
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Satgas PKH Rampas Tambang Ilegal Terafiliasi Kiki Barki, Aktivis Malut Tunggu Giliran PT Position
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun
-
Melalui Trade Expo Indonesia 2025, Telkom Dukung UMKM Binaan Tembus Pasar Global
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian
-
NeutraDC Nxera Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center Berbasis AI dari TelkomGroup