Suara.com - Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi perbankan. Hingga saat ini, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan tidak akan menekan rasio kredit bermasalah (NPL) di tahun 2018 ini.
Optimisme BRI tersebut mengacu pada rasio NPL di tahun 2017 lalu yang berada di kisaran angka 1 hingga 1,2 persen saja. Hal ini disampaikan oleh Handayani selaku Direktur Consumer Bank BRI dalam acara Merchant Signing Ceremony 2018 bertempat di Auditorium Gedung BRI, Jakarta Pusat, Senin (12/03/2018) pagi tadi.
“Iya, kalau NPL konsumer tahun kemarin 1%. Tetap di kisaran itu. Gak mungkin kita akan tekan lagi. Karena growth kita kan agresif jadi kalau untuk consumer di kisaran angka 1-1,2%,” kata Handayani.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, menetapkan rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5 persen.
Terkait dengan jumlah kredit bermasalah, BRI telah mengupayakan sejumlah langkah untuk dapat mengatasinya. Segmentasi nasabah dan kebijakan restrukturisasi kredit-kredit macet atau bermasalah merupakan beberapa upaya antisipatif BRI terhadap rasio NPL.
“Tentu kalau NPL yang pertama adalah yang paling penting kita segmentasi nasabah. Jadi kita bertumbuh dengan segmentasi yang baik. NPL yang berkontribusi baik tentu dari NPL Micro dan Consumer ya! Dan juga ada beberapa perbaikan di korporasi untuk restruktur kreditnya juga,” ujar Handayani.
Menurut Handayani, sepanjang tahun 2017, pihaknya mengklaim telah memperbaiki sejumlah kriteria dan strategi terkait resiko kredit macet atau bermasalah (NPL) ke depannya guna lebih baik lagi.
“Kami lakukan dengan cara memperbaiki risk disable criteria yang kita buat sepanjang 2017, ini tentu ber-impact kepada 2018 yaitu perbaikan dari sisi portofolio kita. Selain itu kita juga memperbaiki collection strategy kita terutama di consumer banking di mana kita lebih melakukan alert proactive di depan before the date. Sehingga customer kita ingatkan untuk melakukan pembayaran di awal," jelasnya.
Menurut Handayani, ini merupakan reminder kepada customer agar mereka bisa membayar tepat waktu. Selain itu BRI memang memperluas lebih agresif untuk penetrasi kepada payroll customer. "Tentu ini automatically akan memberikan kontribusi NPL yang lebih baik ya,” kata Handayani.
Mengacu laporan keuangan BRI akhir tahun 2017, NPL gross bank pelat merah tersebutmencapai 2,10 persen. Naik dibanding akhir tahun 2016 yang mencapai 2,03 persen. Adapun NPL net mencapai 0,88 persen. Jumlah ini turun dibanding akhir tahun 2016 yang mencapai 1,09 persen. (Priscilla Trisna)
Berita Terkait
-
Perkuat Tulang Punggung Ekonomi, BRI Salurkan KUR untuk UMKM
-
Pertumbuhan Kredit Perbankan Lesu, Ini Biang Keroknya
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
BRI Tawarkan Bunga KPR 1,13% di Consumer Expo Bandar Lampung untuk Wujudkan Rumah Impian
-
Kredit Macet Pinjol Meningkat, Anak Muda Dominasi Paling Banyak yang Gagal Bayar
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Permudah Kebutuhan Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Hadirkan Layanan Jemput Bola
-
Dominasi Transaksi Digital, Bank Mandiri Dinobatkan sebagai Indonesias Best Transaction Bank 2025
-
Rahasia George Santos Serap 10.000 Lapangan Kerja Hingga Diganjar Anugerah Penggerak Nusantara
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen