Suara.com - Perusahaan migas Petroliam Nasional Bhd (Petronas) memastikan pengoperasian megaproyek kilang minyak terbesar di Malaysia, Pengerang Integrated Complex (PIC), sesuai target pada Kuartal I 2019.
"Saat ini progres(kemajuan) pembangunannya sudah mencapai 86 persen. Pada kuartal pertama tahun depan sudah mulai produksi dan stabilisasi enam bulan berikutnya," kata Kepala Komunikasi, Stakeholder dan Manajemen Risiko Petronas Refinery and Petrochemical Corporation (PRPC), Anita Azrina Abdul Aziz kepada jurnalis Indonesia yang berkunjung ke proyek PIC di Johor, Malaysia, Selasa (20/3/2018).
Anita Azrina Abdul Aziz mengatakan megaproyek kilang Pengerang dibangun di lahan seluas 2.526 hektare atau 3.500 kali luas lapangan sepak bola. Untuk membangun fasilitas industri hilir migas tersebut, Petronas bersama pemerintah Provinsi Johor merealokasi lebih dari 1.000 keluarga dan membangun permukiman baru bagi mereka.
Selain untuk kompleks kilang minyak dan petrokimia, di areal tersebut dibangun sejumlah fasilitas lainnya yaitu pembangkit listrik berkapasitas 1.729 MW, terminal regasifikasi LNG, pipanisasi gas terpadu, deepwater terminal dan fasilitas air bersih.
"Pada tahap konstruksi saat ini ada sekitar 63.000 tenaga kerja dari berbagai negara termasuk Indonesia yang terlibat dalam pembangunan kompleks kilang tersebut," kata Anita yang didampingi Kepala Strategi Komunikasi PRPC Izzuddin Abdul Gani.
Pembangunan proyek PIC yang dimulai pada April 2014, juga melibatkan 40 kontraktor multinasional, 13 licensors, dan lebih dari 200 pemasok dan subkontraktor.
Anita mengatakan kilang minyak Pengerang mempunyai kapasitas 300.000 barel minyak mentah per hari (bpd), yang menghasilkan produk BBM setara 220.000 bpd termasuk gasoline dan diesel. Produk bahan bakar minyak tersebut memenuhi standar emisi Euro 5.
Produk bahan bakar minyak tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan jika memungkinkan baru diekspor.
"Diharapkan setelah kilang Pengerang berproduksi seluruh kebutuhan BBM di Malaysia dapat dipenuhi dari kilang domestik," katanya.
Selain memproduksi BBM, PIC juga memiliki kompleks kilang petrokimia berkapasitas 3,6 juta ton per tahun. Produk-produk petrokimia yang dihasilkan seperti ethylene & propylene, butadiene, benzene, polymer dan glycols.
Izzuddin menambahkan bahwa total investasi untuk membangun megaproyek kilang Pengerang mencapai 27 miliar dolar AS atau sekitar Rp365 triliun. Sebagian besar kebutuhan dananya diambil dari anggaran belanja modal (Capex) Petronas.
Petronas membuka opsi kerja sama pendanaan dengan pihak lain termasuk dengan Saudi Aramco yang disebut-sebut berminat ikut mendanai proyek tersebut.
"Rencana kerja sama (Saudi Aramco) itu masih berjalan tetapi belum final," katanya.
Namun ia memastikan bahwa Saudi ikut memasok kebutuhan minyak mentah bagi kilang Pengerang.
"Untuk pasokan crude kilang Pengerang, selain domestik juga diimpor dari sejumlah negara termasuk Saudi Arabia," katanya.
Berita Terkait
-
Bukan Hanya FIFA, Argentina Juga Ikut Hantam Malaysia Terkait Skandal Pemain Naturalisasi
-
Malaysia Incar Bisnis Franchise di Indonesia
-
Terungkap Akta Lahir Asli Kakek Facundo Garces, Tidak Lahir di Malaysia
-
Berani Banget! 'Munafik' Film Horor Terseram Malaysia Diremake Indonesia
-
Putusan FIFA kepada 7 Pemain Malaysia dan Keadilan Nyata yang Dinanti Publik Sepak Bola Vietnam
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Ekonom Bongkar Strategi Perang Harga China, Rupanya Karena Upah Buruh Murah dan Dumping
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Laba SIG Tembus Rp114 Miliar di Tengah Lesunya Pasar Domestik
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1 Triliun