Suara.com - Pada Kamis (22/3/2018), Kementerian Pertanian berhasil mendorong ekspor perdana salah satu komoditas strategis protein, yakni nugget. Nugget sendiri merupakan produk turunan dari daging ayam Indonesia. Ekspor nugget tersebut tidak main-main karena ekspor ini dilakukan ke Jepang, negara yang terkenal memiliki standar tinggi dunia untuk pangan.
Salah satu yang nampak begitu sumringah adalah Direktur Jendral Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dirjen PKH Kementan), I Ketut Diarmita. "Kita mampu melepas ekspor perdana dengan jumlah sekitar 6,5 ton ke Jepang," papar Dirjen dengan rasa bangga dalam keterangan tertulis, Jumat (23/3/2018).
I Ketut Diarmita layak bangga. Betapa tidak. Terwujudnya ekspor ini tidak terlepas dari dukungan dan kerja keras Kementerian Pertanian, khususnya Direktorat Jendral (Ditjen) PKH. Ditjen PKH selaku Otoritas Veteriner telah berhasil memastikan produk yang akan dikirim ke Jepang merupakan produk unggas yang berasal dari peternakan yang bebas dari paparan penyakit flu burung Avian Influenza (AI).
“Produk yang diekspor ini berasal dari peternakan ayam yang telah mendapatkan Sertifikat Kompartemen bebas penyakit AI dari Kementerian Pertanian, melalui Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan kesehatan Hewan,” papar I Ketut Diarmita berseri.
Selain itu, karena nugget merupakan produk olahan, I Ketut Diarmita menambahkan bahwa daging ayam olahan tersebut dipotong dan diproses dengan menggunakan fasilitas yang telah disetujui oleh pemerintah. "Kondisi kebersihan dan kesehatannya haruslah sesuai dengan regulasi di Indonesia dan standar dunia," ungkapnya menjelaskan kunci keberhasilan ekspor tersebut.
I Ketut Diarmita menambahkan bahwa sesudah ini, ada lagi rencana ekspor nugget ke negara tetangga, yakni Timor Leste.
Bagi Indonesia sendiri, ekspor nugget tersebut sangat berarti dan memiliki arti penting. Pertama, ekspor ini membuktikan bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi, khususnya untuk perunggasan. Produk unggas Indonesia dapat menembus pasar Jepang. Sudah diketahui dunia bahwa Jepang sudah lama terkenal sebagai negara yang memegang prinsip keamanan pangan yang sangat tinggi.
Eksportir Indonesia, dalam hal ini untuk nugget, telah mampu melewati audit ketat dari Chief Veterinary Officer - Ministry Of Agriculture Forestry and Fisheries Jepang (CVO-MAFF). Sebelumnya di Indonesia, perusahaan tersebut juga telah memenuhi persyaratan aspek keamanan pangan dan mendapatkan Sertifikasi NKV (Nomor Kontrol Veteriner) dari Ditjen PKH Kementan,” jelas I Ketut Diarmita.
Dari sini bisa dilihat bahwa keberhasilan Indonesia menembus keketatan standard Jepang tidaklah mudah. Keberhasilan ini tentunya patut dicatat dalam sejarah perunggasan Indonesia.
Kedua, seperti yang sudah disebutkan di atas, nugget adalah produk olahan, bukan produk mentah. Ekspor produk olahan tentu saja lebih bergengsi, selain tentunya memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Perlu tingkatan yang lebih mumpuni untuk menghasilkan produk olahan dibandingkan hanya mengekspor dalam bentuk mentah. Oleh karenanya, dengan ekspor nugget ini Indonesia telah membuktikan diri mampu memberikan nilai tambah dengan standar tinggi bagi komoditasnya.
Ketiga, ekspor ini sekaligus merupakan media untuk mengangkat martabat dan harga diri bangsa.
Terkait hal ini, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dalam beberapa kesempatan menegaskan bahwa Indonesia harus bisa membalik keadaan dari impor ke ekspor. Untuk konteks protein, selain telah berhasil mengekspor daging ayam dan telur petetas ke beberapa negara, kali ini giliran nugget yang menyumbang ekspor Indonesia.
"Dan kita semua sepakat, bahwa kemampuan melakukan ekspor secara langsung telah mengangkat harga diri dan martabat bangsa. Dan inilah yang telah dilakukan pertanian dan peternakan Indonesia melalui ekspor nugget ini," kata Andi.
Berita Terkait
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Sinopsis 'Jaa, Anta ga Tukutte Miro yo', Drama Terbaru Ryoma Takeuchi
-
Sinopsis Kaede, Film Romantis Jepang yang Dibintangi Sota Fukushi
-
Tak Seperti para Pemain Indonesia, Bintang Malaysia Justru Makin Berkibar di Liga Jepang
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan
-
VIVO dan BP-AKR Batalkan Pembelian BBM dari Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Biang Kerok