Suara.com - Bupati Sukabumi, Jawa Barat, Marwan Hamami mengatakan pembangunan jalur ganda kereta api Sukabumi-Bogor. Pembangunan infrastruktur ini membantu pengguna moda transportasi darat memangkas waktu tempuh Sukabumi-Jakarta.
"Tentunya progam Presiden RI Joko Widodo membangun jalur ganda KA sangat membantu dalam peningkatan kualitas moda trasportasi darat. Apalagi di jalur utama Sukabumi-Bogor kemacetan selalu terjadi yang dikarenakan jumlah kendaraan meningkat, tetapi akses jalan tetap walaupun ada penambahan, tetapi tidak signifikan," katanya di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (5/4/2018).
Menurutnya, saat ini jika menggunakan kendaraan roda empat maupun lebih dari Sukabumi ke Jakarta bisa memakan waktu enam hingga tujuh jam. Bahkan pada hari-hari tertentu jika terjadi kemacetan, waktu tempuhnya bisa mencapai 12 jam.
Karena itu, dengan pembangunan jalur ganda ini diharapkan bisa mengurai kepadatan arus kendaraan di jalur utama Sukabumi-Jakarta dan tentunya warga bisa memanfaatkan kereta api sebagai transportasi umum utama.
Lanjut dia, jalur ganda ini pun merupakan impian warga Sukabumi baik kota maupun kabupaten sehingga diharapkan penyelesaian pembangunannya tepat waktu.
"Kami pun dari Pemkab Sukabumi tentunya akan membantun proses berjalannya pembangunan jalur ganda ini, agar proses pengerjaannya tidak tertunda karena hal-hal yang tidak diinginkan," tambah Marwan.
Sementara, salah seorang warga Kota Sukabumi Dina Nurlela mengatakan untuk bepergian ke Jakarta membutuhkan waktu hingga enam sampai tujuh jam sehingga waktu habis di jalan, belum lagi biaya tambahan lainnya.
Walaupun saat ini sudah beroperasi kembali kereta api jurusan Sukabumi-Bogor tetapi jadwal pemberangkatannya terbatas, sehingga harus mengikuti jadwal yang ada.
"Kami berharap jalur ganda ini bisa segera selesai, dan jadwal pemberangkatannya pun harus ditambah agar memudahkan kami sebagai penumpang mendapatkan pelayanan transportasi masal seperti KA," katanya.
Warga lainnya, Evi Silvia warga Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi dirinya sudah lama mendambakan moda trasnportasi umum yang nyaman. Walaupun sudah ada KA tetapi tiketnya terbatas sehingga perlu adanya penambahan kursi dan jadwal pemberangkatan KA.
"Untuk ke Jakarta jika naik angkutan umum seperti bus membutuhkan waktu lama, belum lagi di jalan jika terjadi kemacetan sehingga waktu habis di jalan," tambahnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Beton Precast Jadi Solusi Efektif Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Bukan Infrastruktur Besar, Daftar Proyek yang Dibangun di Era Pemerintahan Prabowo
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf