Suara.com - Industri finansial berbasis teknologi (tekfin/fintech) dianggap menjadi ancaman serius bagi perbankan, terutama bank-bank bermodal kecil, dalam menyalurkan kredit untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Fintech" yang memiliki keunggulan kapasitas teknologi, akan lebih mudah mengekspansi kredit UMKM, sekaligus memitigasi riisko kredit, dibanding perbankan, kata Peneliti INDEF Bhima Yudistira Adhinegara di Jakarta, Jumat (6/4/2018).
"Fintech bisa memakan bisnis di segmen kecil dan menengah yang merupakan fokus bisnis di bank BUKU I dan II," kata Bhima dalam diskusi yang bertema "Wajah Baru dan Tantangan Perbankan di Zaman Now".
Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) I merupakan bank dengan modal inti di bawah Rp1 triliun, sedangkan BUKU IV merupakan bank dengan modal inti di bawah Rp5 triliun.
Bank dalam dua kategori itu memiliki pasar utama penyaluran kredit kepada pelaku UMKM. Namun, Bank BUKU I dan II masih sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit karena potensi kredit bermasalah dari pelaku UMKM.
Sementara "Fintech" memiliki keunggulan produk teknologi, salah satunya aplikasi "psychometric credit rating", yang dapat digunakan untuk menyeleksi debitur guna mencegah terjadinya gagal bayar.
Dengan keberadaan teknologi itu, "Fintech" lebih percaya diri untuk meningkatkan penetrasi kredit ke UMKM, dibanding Bank BUKU I dan II.
"Pangsa pasar mereka (bank BUKU I dan II) saat ini sudah dimasuki oleh fintech. Kinerja Bank BUKU I dan II saat ini sedang berdarah-darah. Mereka bersaing dengan fintech" ujar Bhima Selain itu, kehati-hatian Bank BUKU I dan II juga bertambah karena rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) di Februari 2018 sudah meningkat dibanding Januari 2018.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, NPL kelompok Bank BUKU I sebesar 3,03 persen. Sedangkan bank BUKU II sebesar 3,39 persen. Sementara, NPL "Fintech" jutseru relatif sehat.
"NPLnya tinggi, karena risiko di UMKM memang besar. Tapi kenapa fintech bisa masuk ke UMKM dan tumbuh besar, NPL fintech bahkan ada yang nol persen," ucapnya.
Maka dari itu, Bank BUKU I dan II harus meningkatkan kapasitas teknologi jika ingin tidak tergerus dengan "Fintech". (Antara)
Berita Terkait
-
Indef: Sentimen Negatif Terhadap BGN Negatif Sekali, dalam Etika Pejabatnya Sudah Harus Mundur
-
OJK Pantau Ketat Gagal Bayar Akseleran dan Crowde
-
Cermati Fintech Group dan Privy Gelar Sesi Edukasi Finansial Mengenai Kebebasan Keuangan
-
OJK Pastikan Kinerja Industri Perbankan Makin Kuat, Ini Buktinya
-
Siap Sambut QRIS di Arab Saudi 2026, Fintech RI Mulai Sediakan Dompet Digital
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Transformasi Tanpa Kehilangan Arah: Kolaborasi Jadi Cara Baru Bisnis Bertahan di Era Digital
-
Rupiah Dibuka Perkasa Lawan Dolar AS, Didorong Sentimen Ini
-
Transisi Energi Tak Hanya Soal Teknologi, Tapi Juga Inklusi dan Keadilan Sosial
-
IHSG Berbalik Arah Pagi Ini, Sektor Saham Ini Jadi Peluang Cuan di Tengah Ketidakpastian Global
-
TEI ke-40 Resmi Dibuka, Hadirkan Keunggulan Produk Indonesia Tanpa Batas
-
Harga Emas Antam Sentuh Rp 2,4 Juta per Gram, Apa Pemicunya?
-
Sebelum 'Spin-Off', BTN Syariah Bukukan Pembiayaan Tumbuh 18,2 Persen Hingga Agustus 2025
-
Arsari Tambang Mulai Kembangkan Timah Ramah Lingkungan
-
Modus Penipuan Berkedok Kerabat, OJK: Kerugian Masyarakat Tembus Rp 254 Juta
-
Pemerintah Tegaskan Komitmen Kelola Tambang untuk Kepentingan Rakyat