Suara.com - Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang tergabung dalam Serikat Bersama (SEKBER) akan melakukan mogok massal. Hal tersebut dilakukan karena adanya kegagalan di dalam manajemen Garuda Indonesia.
Corporate Affair Asosiasi Pilot Garuda (APG) Capt. Eric Ferdinand menjelaskan, kegagalan manajemen tersebut dilihat dari perubahan terhadap sistem penjadwalan crew. Hal tersebut menyebabkan adanya sejumlah pembatalan dan penundaan penerbangan.
"Perubahan sistem penjadwalan crew yang diimplementasikan pada November 2017, menyebabkan sejumlah pembatalan dan penundaan penerbangan mencapai puncaknya pada awal Desember 2017," jelas Eric saat melakukan jumpa pers di Pulau Dua Restaurant, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).
Eric melanjutkan, peningkatan pendapatan usaha penjualan tiket penumpang tidak mampu mengimbangi beban usaha karena kegagalan Direktur Marketing dan IT dalam membuat strategi penjualan produk.
Oleh karena itu, menurut Eric nilai saham Garuda Indonesia terus merosot dari 2011 sebesar 750 rupiah per lembar menjadi 292 rupiah per lembar pada April 2018.
"Nilai saham Garuda Indonesia (GIAA) yang terus merosot dari harga saat IPO tanggal 26 Januari 2011 sebesar Rp 750 per lembar hingga saat ini penutupan tanggal 25 April 2018 pada nilai Rp 292 per lembar saham," tambahnya.
Selain itu, alasan mogok massal tersebut dikarenakan adanya perselisihan antara serikat pekerja dengan direktur personalia.
"Direktur Personalia banyak mengeluarkan peraturan perusahaan yang bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tanpa berunding dengan serikat pekerja, sehingga menimbulkan perselisihan dan mengakibatkan suasana kerja yang tidak kondusif," tambah Eric.
Baca Juga: Viral, Mensos Bantu Wisman Sakit di Kabin Garuda Indonesia
Berita Terkait
-
Sahamnya Terbang Hampir Tembus Rp 100, Bos Garuda Indonesia: Lazim
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Ikut Rombongan Prabowo ke AS, Bos Garuda Indonesia Lagi Nego-nego Pembelian Pesawat Boeing
-
Garuda Indonesia Stop Jalankan Rute Penerbangan yang Bikin Rugi
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya