Suara.com - Laut adalah tempat bagi banyak nelayan menggantungkan kelangsungan hidupnya. Sumber daya berlimpah di lautan adalah 'surga' bagi nelayan mencari nafkah.
Namun apa jadinya ketika sumber penghidupan tempat bergantung tiba-tiba sirna. Laut seolah hanya berisi air. Ikan yang selama ini menjadi sumber nafkah di lautan seolah hilang akibat proyek reklamasi. Inilah yang dirasakan para nelayan di perairan utara Jakarta.
Beberapa tahun belakangan, sebagian pantai utara Jakarta disulap menjadi proyek reklamasi. Terkini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 58 Tahun 2018 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta.
Sulitnya mencari ikan di pantai utara Jakarta juga dialami Taryana (46). Nelayan pengelola ikan asin ini mengatakan penghasilannya sebagai nelayan menurun drastis sejak proyek reklamasi bergulir. Kini Tarnyana fokus mengembangkan kreatifitasnya mencari peluang usaha lain.
"Makanya saya sekarang fokus buat kerajian tangan dari limbah laut. Ketika sumber daya alam lambat laun habis akibat pembangunan, nelayan harus cari jalan baru, tidak ketergantungan dengan hasil tangkapan saja," kata Taryana kepada Suara.com di Rumah Susun Muara Angke, Jakarta Utara, Senin (18/6/2018).
Di kawasan Pelabuhan Muara Angke, hanya Taryana seorang yang menggeluti limbah laut menjadi barang seni dengan nilai jual lumayan tinggi.
Taryana mengaku awalnya ingin membentuk sebuah kelompok yang fokus mengolah limbah menjadi kerajian yang bisa dijual. Namun niat baik itu ternyata bertepuk sebelah tangan. Banyak nelayan yang enggan untuk membuat kerajian tangan seperti dirinya.
"Susah mas, karena sebagian besar nelayan masih ketergantungan mencari ikan. Belum melihat peluang usaha lain," katanya.
Proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta membuat sebagian besar nelayan kehilangan hasil tangkapan. Taryana juga merasakan hal serupa, namun dirinya mencari cara lain untuk bertahan hidup dengan mengembangkan hasil kreatifitasnya.
Baca Juga: Urai Macet Arus Balik, Ini Strategi Kemehub
"Bukannya saya tidak mau melaut lagi, tapi percuma kalau melaut. Lebih baik saya cari hasil limbah laut kemudian saya olah lagi jadi barang dengan nilai jual," tutur Taryana.
Taryana berpendapat nelayan harus punya alternatif untuk menyiasati perekonomian mereka yang kian sulit sejak proyek reklamasi bergulir. Menurut dia, selain melawan kebijakan, nelayan harusnya berpikir ekonomi kreatif juga.
"Saya pikir nelayan tidak harus tergantung dengan hasil tangkapan. Karena dengan adanya proyek reklamasi biota laut memang berkurang. Selain melawan, saya pikir perlu ada inovasi baru dari nelayan. Ya seperti saya, jadi pengrajin limbah laut," katanya menjelaskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
BBM Kembali Tersedia di BP-AKR, Cek Lokasi SPBU Terdekat
-
BCA Buka Indonesia Knowledge Forum 2025: Ruang Inspirasi bagi Pemimpin Industri & Kreator Muda
-
Pabrik Ban Michelin Cikarang PHK 280 Pekerja Secara Sepihak
-
BEEF Kantongi Fasilitas Kredit Rp790 Miliar dari Bank Mandiri
-
Ajak Mahasiswa Aktif Soroti Isu Energi, Bahlil: Kritik Kalian, Gizi Bagi Saya!
-
Prabowo Kirim 16 Nama Calon Anggota Dewan Energi Nasional ke DPR
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
BRI Peduli Luncurkan 'Perahu Literasi' Tolitoli Demi Pendidikan Inklusif di Pesisir
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan