Suara.com - Berdasarkan data proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2013, pada 2018, penduduk usia produktif mencapai 67,6 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Dengan terus meningkatnya jumlah penduduk usia produktif, maka persaingan di dunia kerja pun turut meningkat.
Kebutuhan dunia kerja yang sangat cepat berubah, belum tentu bisa diikuti oleh pendidikan formal. Hal tersebut menjadikan pendidikan informal, seperti kursus atau workshop menjadi jawaban dari tuntutan tersebut.
Apalagi di era globalisasi, di mana sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak hanya bersaing secara domestik, tetapi dengan SDM dari luar negeri.
Terpanggil untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, Aditya Kristanto Goenawan, yang merupakan lulusan Bachelor of Engineering dari National University of Singapore, terdorong untuk mendirikan lembaga pendidikan informal bernama PAKAR. Sesuai dengan namanya, PAKAR menjembatani transfer ilmu dari para ahli dan praktisi ke masyarakat umum dalam bentuk kursus dan workshop.
Berdirinya PAKAR menjadi salah satu bentuk pengabdian Aditya terhadap bangsa. Ia ingin agar seluruh kalangan dapat memperoleh akses pendidikan dan mendapatkan soft skills di luar pendidikan formal, dengan harga yang terjangkau.
Hingga saat ini, PAKAR sudah menyediakan sepuluh jenis workshop, yang terbagi menjadi tiga kategori besar, yaitu Digital Marketing, Bisnis, dan Kreatif. Ketiga workshop tersebut dibawakan oleh praktisi berpengalaman minimum 5 tahun, dengan kisah sukses di bidang yang akan diajarkannya.
“Salah satu kelebihan dari workshop PAKAR adalah isinya bukan teori, (tetapi) full ilmu praktis, sehingga syarat menjadi pengajar di tempat kami, harus praktisi dan sudah menjalankan yang diajarkan,” papar Aditya.
“Tidak hanya memberikan ilmu praktis selama sesi workshop, PAKAR juga memberikan layanan konsultasi setelah workshop,” tambahnya.
Berbekal kelebihan-kelebihan tersebut, dalam waktu singkat, jumlah peserta workshop PAKAR telah mencapai angka 3.900 orang.
Berita Terkait
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Menteri Keuangan: Indonesia Perlu Belajar dari Negara Lain Tentang Investasi Kualitas SDM
-
Pendidikan Jadi Modal Utama Tingkatkan Kualitas SDM RI
-
Jokowi Pede Indonesia Emas 2045 Bisa Tercapai, 68% Penduduk Usia Produktif
-
Transformasi Digital dan Kualitas SDM Dorong Perusahaan Wujudkan Inovasi Teknologi
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar