Suara.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menjelaskan maksud ekonomi kebodohan yang disampaikan Calon Presiden Prabowo Subianto. Sandiaga meyakini, autokritik Prabowo itu bukan hanya menyasar kepada kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sandiaga menjelaskan, dasar Prabowo menyebut Indonesia sedang mengalami ekonomi kebodohan bukan hanya dirasakan empat tahun ke belakang saat Jokowi memimpin, namun juga pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, hingga saat ini belum ada yang mampu memperkuat produksi-produksi lokal serta mengekspornya ke luar.
“Kita berada dalam sistem yang belum memperkuat sumber-sumber produksi Nasional yang kita miliki dulu, kita punya ketahanan pangan, kita punya kemampuan untuk mengekspor secara masif,” kata Sandiaga di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (13/10/2018) malam.
Sandiaga memahami apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh tujuh persen untuk jangka waktu yang panjang. Menurutnya, hal tersebut menjadi acuan Prabowo untuk mengajak jajaran-jajaran elite negara kembali fokus pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 untuk mengatasi ekonomi kebodohan tersebut.
Menurut Sandiaga, selain mengacu kepada Pasal 33 UUD 1945. Dia pun memberikan solusi untuk menghapus ekonomi kebodohan itu. Selain mendorong jiwa kewirausahaan anak-anak muda serta menciptakan lapangan pekerjaan, Sandiaga melihat harus ada upaya memperdayakan ekspor ketimbang impor.
Hal itu menurutnya menjadi solusi di kala nilai mata uang rupiah melemah. Namun kalau ekspor Indonesia kuat, masyarakat pun tak akan panik karena harga bahan pangan yang tidak dipengaruhi oleh tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
“Supaya setiap dolar itu naik kita tidak kelimpungan untuk harga pangan dan harga bahan pokok yang meningkat tinggi. Itu juga salah satu cara menyetop kebodohan tersebut,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!