Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan), menegaskan komitmen pemerintah untuk terus melakukan inovasi untuk mendorong ekspor, termasuk dalam hal percepatan layanan sertifikasi ekspor karantina. Hal tersebut diungkapkan Kepala Barantan, Banun Harpini, saat menghadiri acara pembukaan Trade Expo Indonesia Tahun 2018 di Serpong, Tanggerang, Rabu (24/10/2018).
"Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, agar neraca perdagangan positif, maka ekspor harus lebih besar dari impor, dan kami siap mengantisipasi peningkatan dengan percepatan layanan karantina," katanya.
Stan Barantan, yang terletak di 9-73A, menampilkan layanan monitoring lalulintas produk pertanian secara online dan real time melalui Indonesia Quarantina Full Automation System (IQFAST). Sistem ini tengah diintegrasikan dengan Sistem Layanan Perbankan, sehingga akan memudahkan pelaku usaha dalam bertransaksi pembayaran jasa layanan karantina sesuai ketentuan yang berlaku dan bebas pungli.
Terobosan kebijakan dan inovasi layanan karantina bakal terus didorong untuk mengakselerasi ekspor produk pertanian. Salah satu sertifikat karantina pun kini sudah dibuat dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Inggris dan Mandarin.
"Terobosan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan negara tujuan ekspor," ungkap Banun.
Pada kesempatan itu, dengan menggunakan penterjemah bahasa, Barantan menjadi salah satu narasumber pada pertemuan forum bisnis yang dihadiri ratusan pebisnis sarang walet asal Tiongkok dan mancanegara. Forum ini digunakan untuk meyakinkan pebisnis mancanegara agar mau menambah pembelian sarang waletnya dari Indonesia.
Kepala Bidang Karantina Hidup, drh Iswan Haryanto, memaparkan, proses sertifikasi dari karantina merupakan jaminan kualitas sarang walet yang diekspor ke Tiongkok. Ada tiga poin fokus karantina terkait hal ini, yaitu fungsi keterletusuran, proses pemanasan, dan residu nitrit.
"Semua titik kritis sudah dikendalikan. Kami lalukan monitoring, minimal satu kali setahun," jelas Iswan.
Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI), Boedi Mranats, yang juga hadir dalam forum tersebut menyebutkan, kuota walet yang diberikan pemerintah Tiongkok tahun ini sebanyak 150 ton, sedangkan estimasi pemenuhan dari lndonesia hanya sebesar 70 sampai 80 ton.
Baca Juga: Kementan Manfaatkan Varietas Lokal Demi Lumbung Pangan Dunia 2045
"Ini pasar yang wajib digarap," kata Boedi.
Berdasarkan data, ekspor sarang walet ke Tiongkok terus meningkat. Pada 2015 hanya 14,2 ton, 2016 sebanyak 22,5 ton, 2017 sejumlah 52,2 ton, dan pada 2018 hingga Agustus tercatat sudah 39,3 ton, dengan jumlah eksportir sebanyak 11 perusahaan. Sedangkan di luar Tiongkok, ada sekitar 26 negara, dengan total ekspor hingga Agustus 2018, mencapai 818,8 ton.
Banun, sebelumnya juga berkesempatan menemui para pengunjung pameran di stan Barantan. Salah satunya, Rudi dari PT Anugerah Citra, pelaku usaha ekspor sarang burung walet asal Tanggerang.
Banun menyampaikan, regulasi telah disiapkan Kementerian Pertanian, dalam hal ini Barantan, dan jelas sesuai dengan protokol ekspor karantina sarang burung walet dari Indonesia ke Tiongkok.
"Peluang ekspor sarang burung walet sangat besar, namun masih tergolong sedikit digarap. Ke depan, kami harap, sarang walet bisa jadi salah satu ekspor unggulan dan karantina sudah siap," tegasnya.
Berita Terkait
-
Melanie Subono Spill Rincian Donasi Diduga dari Kementan, Dinilai Janggal?
-
Kementan Disorot Usai Rincian Bantuan Bencana Viral, Harga Beras Rp60 Ribu/Kg Dinilai Janggal
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
Kinerja Mentan Amran Sulaiman Masuk Daftar Terbaik Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Tata Kelola Pupuk Bersubsidi Makin Transparan, Kementan Pastikan Tepat Sasaran
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
OJK Rilis Daftar 'Whitelist' Platform Kripto Berizin untuk Keamanan Transaksi
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery