Suara.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, dr Ratri S Survivalina menyebutkan, angka kematian ibu (AKI) dan bayi di Kabupaten Boyolali selama 2018 dinilai masih tinggi.
"Angka kematian ibu, sebelum 40 hari pascamelahirkan sudah mencapai 15 kasus, tahun ini, sedangkan angka kematian bayi (AKB) lebih dari 30 kasus," katanya di Boyolali, Selasa.
Padahal, kata Ratri, AKI selama 2017 hanya ada 14 kasus. Tingginya, kasus kematian ibu melahirkan, dan anak di Boyolali masih mengancam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, Dinkes Boyolali terus menggalakan kegiatan sosialisasi promosi kesehatan kepada masyarakat melalui media sosialisasi baik menggunakan iklan maupun lewat spanduk-spanduk besar yang dipasang di pinggir jalan.
Bahkan, Dinkes Boyolali kegiatan sosialisasi dengan mengangkat budaya lokal, yakni pertunjukkan seni budaya ketoprak. Pergelaran seni budaya ini menjadi cara baru untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan, terutama untuk menekan angka kematian ibu melahirkan.
Ratri mengatakan ada dua faktor sebagai penyebab tingginya AKI dan AKB di Boyolali, yakni dari faktor ibu itu sendiri dan dari luar, seperti kondisi lingkungan, ekonomi, budaya, letak geografis, dan keluarga.
Faktor ibu sendiri, kata dia, antara lain terlalu tua atau terlalu muda saat hamil, mereka terlalu sering hamil. Terlalu dekat jarak kehamilannya juga bisa menjadi faktor penyebab kematian ibu.
Oleh karena itu, pihaknya terus mengerahkan segala kemampuannya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi di wilayah ini, terus melakukan sosisalisasi dengan cara model baru melalui seni budaya ketoprak agar masyarakat lebih cepat menerima soal menjaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
"Dialog dalam seni pertunjukkan itu, kami anggap bisa mengena langsung kepada masyarakat. Masyarakat desa akan mudah menerima komunikasi yang disampaikan tentang upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan dan bayi," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap dengan sosialisasi melalui seni budaya tersebut selain ikut melestarikan budaya lokal, juga menumbuhkan kesadaran tentang arti pentingnya kesehatan bagi ibu hamil dan melahirkan.
"Kami juga ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai pola hidup bersih. Hal itu, untuk mencegah masyarakat dari terjangkitnya penyakit dalam kehidupan sehari-hari," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa