Suara.com - Apa kata Duta Besar RI di Tiongkok, Djauhari Oratmangun, saat 2 hari mendampingi Menteri Pariwisata, Arief Yahya di pameran pariwisata terbesar, CITM 2018, China International Travel Mart di Shanghai, 16-17 November 2018?
“Pariwisata tidak ada war, tidak ada perang, semua happy. USA saja bangun booth besar di arena CITM 2018 di Shanghai, meskipun sedang trade war atau perang dagang dengan Tiongkok,” katanya.
Bukan hanya USA, hampir semua negara yang agresif berpromosi pariwisata, ikut pameran di CITM 2018. Mereka adalah Amerika Serikat, Eropa, Asia Oceania, Afrika, hingga Timur Tengah.
Menurut Djauhari, ada 150 juta outbounds Tiongkok dan terus naik setiap tahunnya. Mereka memiliki capital, hobi belanja dan makan, dan penggemar pantai dan wisata bahari dan budaya
“Di Shanghai, kami berkreasi untuk menarik wisatawan Tiongkok ke Indonesia,” ujar Djauhari semangat.
Dia melihat sendiri, bagaimana negara-negara tetangga aktif dan agresif mempromosikan destinasinya. Ada Thailand yang menjadi sparing partner dan sekaligus "musuh" profesional. Ada Malaysia yang sering disebut "musuh" emotional.
“Mereka juga pernah punya masalah dengan Tiongkok, tapi mereka cepat menuntaskan dan tidak gaduh,” ujarnya.
Djauhari juga mencontohkan Hong Kong dan Macau, yang juga besar-besaran promosi pariwisata mencari pasar Cina. Lalu Jepang dan Korea, yang juga punya cerita panjang dengan Cina.
“Semua memburu pasar Cina yang potensial dan punya spending,” katanya.
Baca Juga: Genjot Kedatangan Wisman, Kemenpar Resmikan Kantor di Singapura
Capaian yang sudah dimiliki oleh Indonesia, harus terus dirawat. Belajar dari cases yang pernah terjadi di negara lain.
“Jangan sampai kita yang sudah baik, kurang dirawat dengan baik, dan diganggu dengan statamen-statemen yang kurang bersahabat. Lebih baik mencari solusi dan rawat, serta kawal bersama untuk kemajuan dunia pariwisata ke depan,” ungkap Djauhari yang aktif keliling ke berbagai booth dan melihat keseriusaan setiap negara.
Menpar setuju dengan Djauhari.
“USA yang sedang trade war dengan Cina saja tetap berjualan mempromosikan pariwisatanya buat orang Tiongkok. Kita yang sudah dipercaya wisman Tiongkok, harus bisa menjaga dan tetap tumbuh berkembang,” ujarnya.
Pariwisata, lanjut Arief, adalah industri yang borderless, tidak mengenal batas-batas teritorial. Apalagi di era milenial saat ini, semakin worldwide, sehingga tata krama, sopan santun sebagai pendudul global, juga harus dijaga.
“Saya juga setuju dengan kata-kata Pak Eddy Sunyoyo, Bidang Cina ASITA Bali, saat menghadap saya di paviliun Wonderful Indonesia di CITM, 16 November 2018. Pemilihan kata-kata yang beredar di media harus dipilih yang bagus, karena Bali adalah destinasi yanh kuat di budaya dan budaya Bali sangat luhur, hospitality-nya tinggi, dikenal dunia karena kehalusan budi pekerti,” ungkap Arief.
Berita Terkait
-
Silsilah Ragnar Oratmangoen: Punya KTP Jakarta, tapi Ngaku Lebih Nyaman di Belanda daripada Indonesia
-
Beda Sikap dengan Peter Gontha, Dubes RI untuk China Malah Bangga Timnas Indonesia Diperkuat Pemain Keturunan
-
Silsilah Keluarga Ragnar Oratmangoen, Kerabatnya Jabat Duta Besar China hingga Mantan Bupati
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree
-
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Kompak Melesat
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026