Suara.com - Pengusaha yang juga pendiri Lippo Group, Mochtar Riady kembali menjelaskan strategi Sun Tzu atau seni perang yang menjadi latar belakang keberhasilan mengembangkan bisnisnya sampai saat ini.
"Sebagaimana halnya sedang menghadapi peperangan maka membutuhkan persiapan yang lengkap agar dapat menang," kata Moctar Riady.
Mochtar Riady mengatakan, dari sekian banyak persiapan yang paling penting adalah moral, bahkan tanpa adanya moral jangan berharap dapat memenangkan perang.
"Begitu juga dengan bisnis atau berdagang, tanpa adanya moral pasti akan mengalami kegagalan," kata Mochtar Riady menjelaskan pengalamannya.
Mochtar Riady menjelaskan, strategi perang yang mengedepankan moral juga diterapkan selama dirinya berkarir di perbankan mulai dari Bank Panin, Bank BCA, Bank Lippo, sampai dengan Nobu Bank seluruhnya berhasil dan bank-bank tersebut masih berkembang sampai saat ini.
"Saat mendirikan BCA tahun 1971 saya berpikir bagaimana membuat bank yang bisa meringankan beban nasabah. Untuk itu BCA menjadi bank pertama yang memberikan kemudahan bagi nasabahnya untuk mendapatkan kredit, menarik dana, dan keperluan lainnya," ujar Mochtar Riady.
Dengan perkembangan digital saat ini, jelas Mochtar Riady, sudah saatnya memberikan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi.
Menurut Mochtar Riady, sudah saatnya perbankan memperluas layanannya tidak hanya diperkotaan tetapi juga di desa-desa, melalui layanan digital saat ini sangat dimungkinkan untuk menjangkau masyarakat di desa-desa.
"Sudah saatnya petani di desa diperkenalkan berdagang secara elektronik (e-commerce) yang tentunya akan mempersingkat rantai pengiriman hasil bumi yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani," jelas Mochtar Riady.
"Kalau petani dan penduduk desa sejahtera maka mereka juga memiliki daya beli sepertihalnya dengan penduduk di perkotaan. Ini juga menjadi solusi untuk menghilangkan ketimpangan masyarakat diperkotaan dan perdesaan," Mochtar Riady menambahkan.
Mochtar Riady menjelaskan, berkembangnya bisnis Lippo sampai sekarang juga tidak terlepas dari strategi perang yang mengedepankan moral termasuk peduli kepada masyarakat sekitar. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan