Suara.com - International Monetary Fund alias IMF—lembaga donor internasional—meminta negara-negara di dunia untuk menurunkan rasio utang pemerintah, untuk menjaga perekonomian di tengah ketidakpastian ekonomi tahun 2019.
Menanggapi pernyataan IMF, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rasio utang Indonesia masih rendah terhadap produk domestik bruto (PDB). Kekinian, rasio utang masih di level 30 persen terhadap PDB.
Dengan demikian, menurut Sri Mulyani, pernyataan IMF tidak tepat diperuntukkan bagi Indonesia.
"Untuk kategori negara yang berpenghasilan rendah, IMF mengatakan ada lebih dari 40 negara yang rasio utangnya di atas 100 persen. Jika dibandingkan, rasio utang Indonesia terhadap PDB masih pada 30 persen. Untuk standar internasional, itu rendah sekali,” kata Sri Mulyani dalam diskusi di Restoran Tjikini Lima, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan, pernyataan IMF lebih cocok pada negara Italia. Pasalnya, rasio utang Italia sudah mencapai batas maksimal, yaitu di atas 60 persen.
"Italia itu yang menjadi sorotan. Italia itu debt to GDP ratio-nya di atas 100 persen, tapi mereka ingin defisitnya di atas 2,4 persen," jelas Sri Mulyani.
"Jadi bagaimana mereka mengurangi defisit dan utangnya tanpa membuat growth-nya juga melemah. Karena kalau growth-nya melemah utangnya juga menurun, maka rasio utangnya juga tidak akan menurun," tambahnya.
Wanita yang kerap disapa Ani juga mengatakan, ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen, dan defisit anggarannya 1,76 persen.
Dengan kondisi seperti itu, Indonesia tidak perlu menurunkan rasio utang pemerintah untuk sementara ini.
Baca Juga: Ronaldikin Meninggal karena Sakit Paru-paru
"Indonesia sekarang growth-nya sudah di atas 5 persen dan defisitnya di bawah 2 persen. Jadi pernyataan IMF itu enggak relevan buat Indonesia.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA
-
Ripple Labs Siapkan Dana Rp 16 Triliun untuk Borong XRP
-
OJK Catat Nilai Kerugian dari Scam Capai Rp 7 Triliun
-
Biodata dan Karier Thomas Sugiarto Oentoro, Resmi Jabat Wakil Direktur Garuda Indonesia
-
Menkeu Purbaya Beri Diskon PPN 6 Persen untuk Tiket Pesawat Domestik Kelas Ekonomi
-
Mampukah Stimulus BLT Gairahkan Ekonomi Akhir Tahun?
-
Ada BLT Rp300 Ribu Cair Bulan Ini, Siapa Saja yang Berhak Menerimanya?