Suara.com - Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) hari ini memperingati hari jadinya yang ke 64 tahun. Perayaan ulang tahun ini diselenggarakan di Kantor ISEI Jalan Daksa IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan prosesi potong tumpeng.
Gubernur Bank Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua ISEI Perry Warjiyo mengaku sangat bersyukur dengan usia ISEI yang sudah memasuki 64 tahun ini. Pasalnya, ISEI telah berperan banyak dalam memajukan perekonomian di Indonesia.
“Alhamdulillah, sejak tahun 1955 sampai saat ini ISEI telah berperan banyak terhadap perekonomian di Indonesia,” kata Perry.
Kendati demikian, Perry terus mendorong agar ISEI bisa berkontribusi lebih banyak lagi untuk perekonomian Indonesia.
Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan ISEI dalam ikut serta mendorong perekonomian negara. Pertama, harus mulai menggunakan pemikiran dengan pendekatan agregat demand dan agregat supply.
“Kita lebih menekankan pada pendekatan agregat demand. We not doing pendekatan strukturalis. Bagaimana meningkatan produktivitas manufaktur, bagaimana meningkatkan ekspor. Mengurangi substitusi impor. Itulah Prof Emil yang memang sejak saya Gubernur BI kita terus diskusikan dengan pemerintah dan dunia usaha serta perbankan," katanya.
Kedua adalah soal peningkatan kualitas SDM. Menurut Perry, hampir seluruh anggota ISEI ini merupakan dosen di kampus-kampus ternama seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) hingga Universitas Indonesia (UI).
“Berarti sudah ada langkah yang positif untuk menghasilkan kualitas-kualitas SDM yang mumpuni. Kuncinya kita melakukan sertifikasi dari ekonom sampai tukang di bawah kita. ISEI punya lembaga sertifikasi mari diberdayakan tidak hanya sertifikasi kualitas akademis tapi juga vokasi-vokasi yang ada,” ujar Perry.
Ketiga adalah memperkuat koordinasi ISEI dengan pemerintah dan otoritas pemangku kebijakan. Pasalnya koordinasi dengan pemerintah sangat penting dalam mendongkrak perekonomian di Indonesia.
Baca Juga: 60 Tahun Ikut Rayakan Natal, Hashim: Bulan Lalu, Prabowo Ikut Joget-joget
“Sinergitas antar BI, pemerintah, pelaku usaha dan akademisi sangat diperlukan untuk memajukan ekonomi negeri,” katanya.
Keempat adalah dengan memperkuat keorganisasian ISEI dengan akademisi, birokrat dan dunia usaha lainnya.
“Harus objektif dan untuk memperkuat kontribusi ISEI di pusat dan daerah, ISEI harus mempresentasikan tidak hanya akademisi juga dari kalangan birokrasi dan dunia usaha," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing