Suara.com - Masyarakat diminta untuk mewaspadai beredarnya uang palsu menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 17 April 2019 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi.
"Saya mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu, apalagi Pemilu dilakukan serentak," ujarnya.
Guna memastikan uang yang diterima bukanlah uang palsu, usahakan transaksi uang tunai dilakukan di siang hari. Kenapa? karena kalau di siang hari bisa menerawang, meraba, dan bisa dilihat keaslian uang itu.
"Biasanya modus-modus penggunaan uang palsu selama ini di daerah, di provinsi lain, di malam hari atau subuh di warung-warung. Jadi kurang sadar kalau itu uang palsu, dipikir pasti asli," ucapnya.
Bambang menuturkan, pada nominal uang kertas pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 biasanya yang asli kasar kalau diraba. Kalau diraba licin indikasi palsu.
"Mudah-mudahan kondisi ini tetap kondusif, menjelang Pilpres maupun Pileg," katanya.
Guna menghindari peredaran uang palsu, pihaknya berkoordinasi dengan BIN untuk saling bertukar informasi, kalau ada indikasi-indikasi seperti itu. Pihaknya akan menindaklanjuti.
"Khususnya kalau ada laporan penerimaan uang palsu dari masyarakat yang mungkin banyak kasusnya, kami siap tindaklanjuti," katanya.
Baca Juga: 2 Bandar Narkoba Pakai Uang Palsu Senilai Ratusan Juta untuk Jual Beli Sabu
Bambang menyebutkan, peredaran uang palsu di Maluku sejak Januari 2019 belum terlalu signifikan.
Berdasarkan laporan yang masuk dari perbankan di daerah ini ada 13 lembar pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 yang palsu.
Menurut dia, jumlah tersebut tidak signifikan dibandingkan jumlah uang lembaran yang BI edarkan.
"Jadi 13 lembar uang palsu yang didapati itu semua dari pihak bank, mungkin saja masyarakat melakukan transaksi dengan bank, ditemukan dan diserahkan ke BI," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Cara Hemat Rp 10 Juta dalam 3 Bulan untuk Persiapan Bonus Natal dan Tahun Baru!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Beda Jenjang Karier Guru PNS dan PPPK, Apakah Sama-sama Bisa Naik Jabatan?
-
Menkeu Purbaya Yakin Rupiah Menguat Selasa Depan
-
Pertamina Luruskan 3 Kabar Bohong Viral Akhir Pekan Ini
-
Lakukan Restrukturisasi, Kimia Farma (KAEF) Mau Jual 38 Aset Senilai Rp 2,15 Triliun
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Pindah Lokasi, Kemenhub Minta Pemprov Pastikan Lahan Pembangunan Bandara Bali Utara Bebas Sengketa