Suara.com - Pemerintah akan terus mengupayakan berbagai cara, agar harga jagung petani stabil dan tidak turun. Tujuannya agar ketika panen, petani tidak rugi.
Pernyataan tersebut diungkapkan Direktur Irigasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Rahmanto, saat menghadiri panen raya jagung di Dusun Sumberurip, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (27/2/2019).
Pada kesempatan tersebut, Rahmanto didampingi Kabid Tanaman Pangan, Dispertanian Banyuwangi, Ilham Juanda, anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi, Ahmad Munif Syafaat, dan Muspika Kecamatan Siliragung.
Adapun salah satu upaya yang akan dilakukan untuk menjaga stabilitas harga jagung adalah membuat sarana penyimpanan.
"Kalau harga murah, jagung bisa ditampung di tempat tersebut. Ketika harga stabil, baru dijual. Pemerintah akan terus berupaya agar petani bisa untung," tegasnya ketika itu.
Di depan para petani jagung, Rahmanto minta agar mereka mengusulkan permohonan bantuan alat-alat pertanian. Ia menyatakan siap memberi bantuan tersebut, agar hasil jagung bisa maksimal.
Panen jagung yang dilaksanakan di Banyuwangi tersebut seluas 2000 ha. Lahan tersebut milik perhutani, yang dimanfaatkan oleh petani untuk perluasan areal jagung.
Pemerintah mencatat, luas tanam jagung di Banyuwangi meningkat setelah adanya program Upaya Khusus. Jika pada 2017 seluas 26.821 ha, maka pada 2018 menjadi 32.998 ha. Tahun ini ditargetkan meningkat, yaitu 36.000 ha.
Para petani yang hadir menyatakan gembira dan akan segera mengajukan permohonan bantuan. Mereka akan segera membuat proposal.
Baca Juga: Kementan Dongkrak Produksi Jagung, Panen di Jatim Melimpah
"Bantuan alat pertanian sangat penting bagi kami, karena jelas bisa menghemat biaya oprasional," ujar anggota kelompok tani Sumber Rejeki.
Berita Terkait
-
Kinerja Mentan Amran Sulaiman Masuk Daftar Terbaik Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Tata Kelola Pupuk Bersubsidi Makin Transparan, Kementan Pastikan Tepat Sasaran
-
Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Tradisional, Pemerintah Setop Impor
-
Operasi Pasar Besar-besaran! Kementerian Pertanian Siapkan 1,3 Juta Ton Beras
-
Skandal Beras Oplosan Rp100 T: Titiek Soeharto Murka, Janji Cecar Mentan di Senayan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Kuartal Panas Crypto 2025: Lonjakan Volume, Arus Institusional dan Minat Baru Investor
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru