Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mempertimbangkan akan gunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam membangun Kereta Api Trans Kalimantan. Dengan skema tersebut, pembiayaan pembangunan akan dikolaborasikan dengan pihak swasta.
Namun begitu, Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II ini akan kembali berdiskusi kepada semua pihak terkait pembangunan jalur rel kereta api tersebut.
"Untuk pembangunan satu tempat itu (Kalimantan) memang ada tiga pilihan kita membangun dengan APBN, kedua kalau memang swasta akan melayani diri sendiri, ketiga beberapa membangun sendiri tapi untuk menjamin ada investor lain kita buat KPBU," ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (5/4/2019).
Kendati demikian, ungkap Budi, selama ini memang pembangunan jalur rel kereta api di Sumatera dan Kalimantan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ke depannya bisa menggunakan sistem KPBU.
"Apa yang kita lakukan sekarang baik di Kalimantan atau Sumatera Selatan itu hanya memberikan izin secara mandiri belum proyek KPBU" tutur dia.
Lebih lanjut, Budi menambahkan, jika memang skema KPBU dipilih, maka pembangunan kereta api di Kalimantan lebih dikhususkan untuk kereta barang.
"Tapi memang yang KPBU itu kereta barang Logisitik bukan penumpang, karena kereta penumpang masih menganut subsidi," imbuh dia.
Untuk diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo berjanji membangun jalur kereta api di Kalimantan Selatan. Tepatnya di antara Batulicin dan Banjarbaru.
Hal itu dikatakan Jokowi dalam kampanye akbar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tepatnya di stadion 17 Mei Banjarmasin, Rabu (27/3/2019) lalu.
Baca Juga: PUPR: Bangun Jalan Trans Kalimantan Banyak Kendala
Berita Terkait
-
Menhub Ingatkan Garuda dan Lion Tak Berikan Harga Tiket Seenaknya
-
Jalur Rel Kereta Api Ganda Cigombong - Cicurug Rampung 2019
-
Perbaiki Gangguan Kereta, Menhub Minta PT KAI Bentuk Tim Satgas
-
Menhub dan BPS Minta Tiket Pesawat Turun Agar Tak Jadi Biang Kerok Inflasi
-
Jual Tiket Bersyarat, Menhub Minta Masyarakat Ikut Pantau Garuda
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
Terkini
-
Cara Cek Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan September 2025, Kapan Cair?
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Agustus 2025
-
Dapat Suntikan Dana dari Trump, Inggris Buka 7.500 Lowongan Kerja
-
Izin Jiwasraya Dicabut OJK, Begini Kabar Baru Nasib Nasabah Dana Pensiun
-
Update Harga Sembako Hari Ini: Bawang Merah Putih Turun, Daging Ayam Masih Mahal?
-
Capek Cetak Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
IHSG Masih Betah Bergerak di Level 8.000 pada Awal Sesi Perdagangan Kamis
-
OJK Lakukan Investigasi Imbas Pembobolan RDN di BCA