Mereka mendapati ternak ayam ternyata sangat menguntungkan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dalam perkembangannya, usaha mereka kemudian berkembang ke ranah lain.
Maka setelah koperasi terbentuk, mereka membentuk yayasan untuk mewadahi semua komunitas yang sama di Jatim dan Jateng.
“Kalau yayasan pusatnya di Sumedang, tepatnya di Perumahan Panorama. Namanya Yayasan Masyarakat Strategis Safinatun Najah,” katanya.
Pendirian Kontantragis sendiri difasilitasi oleh Hendra, Ketua Koordinator Forum Ormas dan Komunitas Jabar. Adapun bantuan finansial berasal dari LSM Perkara dan Laskar Merah Putih Jabar.
Asep dan rekan-rekannya yang semula menganggap koperasi sebagai gerakan riba berubah pikiran ketika mengenal prinsip koperasi yang berlandaskan kebersamaan dan kegotongroyongan. Namun untuk menghindari diri dari praktik riba, mereka memilih menjadi koperasi produksi dan tidak membuka unit simpan pinjam.
“Kami memilih koperasi, karena koperasi bukan sekadar gerakan ekonomi, tapi melakukan sesuatu secara bersama-sama bergotong royong dan dari situ bisa kemana-mana,” kata Asep.
Koperasi yang pertama didirikan di Garut berada di Jalan Nusa Indah Nomor 16 A, Desa Jaya Raga, Kecamatan Tarogong Kidul Garut, yang mewadahi para eks napi untuk mulai belajar meracik kopi, cokelat, menanam sirih untuk bahan baku sabun, hingga membuat kerajinan tas anyaman dari limbah.
Meski telah berjalan, Asep mengakui, koperasinya masih kesulitan memperoleh pendanaan guna pengembangan usahanya. Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah untuk perkuatan modal maupun pendampingan.
Koperasi tersebut menyediakan bahan baku untuk diolah menjadi produk oleh Mitra Malabar, sementara Koperasi Kontantragis Bahagia berperan menyebarkan produknya ke pesantren.
Baca Juga: Pembekalan CPNS, Kemenkop dan UKM: Jangan Hanya Jadi Pengantar Surat
“Target kami bisa memasarkan rutin ke 1.000 pesantren," ucapnya.
Wilayah Tasikmalaya dan Ciamis menjadi target wilayah pemasaran. Target berikutnya adalah menggempur pasar online agar produknya bisa dinikmati pasar lebih luas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya