Suara.com - PT First Media Tbk (KBLV) mengalami kerugian sebesar Rp 4,1 triliun pada tahun 2018. Angka ini naik drastis dibanding tahun 2017 yang merrugi Rp 1,4 triliun.
Presiden Direktur First Media Harianda Noerlan menerangkan, kenaikan angka kerugian tersebut karena sumber pendapatan dari layanan penyedia internet Bolt dihentikan oleh pemerintah, lewat Kementerian Komunikasi dan Informasi.
"Jadi kalau dengan dicabutnya izin ini buntutnya banyak. Kerugian terbesar kami disumbang dari pencabutan izin Bolt ini," kata Noerlan seusai RUPST KBLV di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).
Noerlan menuturkan, hampir keseluruhan pendapatan First Media bersumber dari layanan Bolt. Karenanya, dihentikannyaa layanan tersebut, sangat memukul kinerja keuangan perseroan.
"Padahal jasa penyedia internet dengan merek dagang Bolt itu menyumbang 80 persen dari total pendapatan," tutur dia.
Kendati demikian, Noerlan menambahkan, perseroan tak kehilangan akal untuk kembali bangkit menata kinerja keuangan. Pasalnya, perseroan mempunyai ”peluru” untuk memperbaiki kinerja.
"Kami ingin bangkit lagi, dengan peluru yang kami punya, kami masih punya Link Net, penyediaan internet in building, penyediaan konten berita. Kira-kira itu mempertahankan kelangsungan usaha," ucap dia.
"Jadi kalau untuk pulih pelan-pelan, dengan melihat situasi dunia usaha, pelan-pelan akan puih. Kita target pendapatan 2019, Rp 220 miliar.”
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Boy Thohir Pegang Saham Mayoritas Aplikasi Umma
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur