Suara.com - Facebook mengatakan pihaknya tidak akan melanjutkan peluncurkan cryptocurrency Libra sampai masalah regulasi selesai. Pasalnya Menteri Keuangan AS mengambil langkah yang tidak biasa, mengingat Libra bisa saja digunakan untuk kegiatan terlarang.
Dikutip dari Reuters, pejabat tinggi Facebook David Marcus yang mengawasi upaya peluncuran Libra Facebook. Pihaknya memberi informasi bahwa Libra tidak sedang dibangun untuk bersaing dengan mata uang konvensional atau mengganggu kebijakan moneter.
"Asosasi Libra, yang akan mengelola cadangan (Libra) tidak memiliki niat untuk bersaing dengan mata uang atau memasuki area kebijakan moneter," ujar Marcus, Senin (15/7/2019).
Facebook tidak akan menawarkan mata uang digital Libra sampai Facebook sepenuhnya bisa mengatasi masalah regulasi dan menerima persetujuan yang sesuai.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengatakan, dia tidak nyaman dengan Libra saat ini terutama dalam upaya pencegahan pencucian uang dan penggunaan ilegal lainnya.
"Mereka harus meyakinkan kami tentang standar yang sangat tinggi sebelum mereka memiliki akses ke sistem keuangan AS," ujar Mnuchin.
Untuk diketahui, dalam keterangan Marcus asosiasi Libra, perusahaan di belakang cryptocurrency yang dipimpin Facebook berencana untuk mendaftarkan sebagai bisnis layanan uang dengan jaringan penegakan kejahatan keuangan Departemen Keuangan AS (FinCEN). Serta diharapkan untuk mematuhi anti pencucian uang dan aturan Bank Secrecy Act.
Untuk mengatasi kekhawatiran, Marcus mengatakan dalam keterangannya bahwa mitra yang menyediakan layanan keuangan dengan Libra akan diminta untuk mematuhi aturan anti pencucian uang.
Asosiasi Libra tidak akan menyimpan data pribadi pengguna di luar informasi transaksi dasar dan informasi pribadi yang diberikan kepada Calibra dompet digital yang dikembangkan Facebook untuk menampung Libra tidak akan dibagikan dengan perusahaan media sosial dan tidak dapat digunakan untuk menargetkan iklan.
Baca Juga: Presiden Trump: Libra dari Facebook Bukan Uang Sungguhan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
WSBP Catat Kontrak Baru Rp1,3 Triliun hingga November 2025, Perkuat Transformasi Bisnis dan Keuangan
-
Fenomena Flying Stock COIN: Adik Prabowo Masuk, Saham Sudah Terbang 3.990 Persen Pasca IPO
-
Dari Industri Kripto untuk Negeri: Kolaborasi Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Sumatera
-
Lama Tak Ada Kabar, Sri Mulyani Ternyata Punya Pekerjaan Baru di Luar Negeri
-
Waspada BBM Langka, ESDM Singgung Tambahan Kuota Shell, Vivo, BP-AKR 2026
-
Daftar Pemegang Saham Superbank (SUPA), Ada Raksasa Singapura dan Grup Konglo
-
COIN Siap Perkuat Transparansi dan Tata Kelola Industri Kripto Usai Arsari jadi Investor Strategis
-
Alasan Arsari Group Pegang Saham COIN
-
Survei: Skincare Ditinggalkan, Konsumen Kini Fokus ke Produk Kesehatan
-
IHSG Rebound Balik ke 8.700, Cek Saham-saham yang Cuan