Suara.com - Akibat musim kemarau panjang, sejumlah petanu di Kabupaten Lebak, Banten, mengalami puso. Hal ini sebenarnya tak perlu mereka alami, jika mereka mengasuransikan tanaman mereka melalui Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, mengatakan, AUTP sangat penting bagi petani. Manfaatnya bisa dirasakan saat musim kering seperti saat ini.
"Preminya murah, karena dapat subsidi dari pemerintah. Hanya dengan Rp 36 ribu per hektare, dari harga seharusnya, Rp 180 ribu. Sayang sekali kalau petani tidak ikut. Jika mereka gagal panen, ada uang yang akan cair, yaitu Rp 6 juta per hektare. Ini kan, sangat membantu petani," ujarnya di depan para petani, saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Haurgajruk, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (14/8/2019).
Mendapati banyak petani Lebak yang belum ikut AUTP, Sarwo pun meminta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, untuk rajin mensosialisasikan AUTP kepada para petani.
"Tolong AUTP ini terus disosialisasikan kepada petani di sini, karena sangat bermanfaat," katanya.
Menanggapi permintaan Dirjen PSP, Dede pun berjanji untuk lebih intens mensosialisasikan AUTP kepada para petani di Lebak. Ia mengaku, masih banyak petani yang belum tergabung dalam asuransi pertanian yang bekerja sama dengan Jasindo itu.
"Ke depan, kami berharap para petani di Lebak ikut semua dalam AUTP ini, sehingga di saat musim kering dan gagal panen, mereka bisa mendapatkan manfaat dari AUTP," kara Dede.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan sosialisasi AUTP kepada petani Lebak, Direktur Pembiayaan Kementan, Indah Megawati menyarankan agar Jasindo sebagai rekanan dalam kerja sama AUTP, membuka anak cabang di Lebak.
"Selama ini kan, kantor cabangnya baru ada di Serang. Cukup jauh. Saya rasa, kalau ada anak cabang di Lebak, maka akan lebih mudah, baik untuk sosialisasi maupun pelayanan," kata Indah.
Baca Juga: Kementan Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian di Kediri
Menurutnya, jika petani atau kelompok tani yang di awal musim telah terdaftar dalam program AUTP, bisa mengajukan klaim saat padinya puso atau gagal panen akibat kekeringan.
"Saat ini, baru untuk komoditas padi. Klaimnya sebesar Rp 6 juta per hektare. Sayang kalau petani belum terdaftar dalam program ini," kata Indah.
Mengenai asuransi ini, tambahnya, untuk preminya sendiri sebenarnya Rp 180 ribu ribu per hektare, dimana 20 persennya ditanggung petani, yaitu sebesar Rp 36 ribu per hektare dan sisanya disubsidi pemerintah.
Terkait musim kemarau, selain program AUTP, menurut Sarwo, Kementan melalui Ditjen PSP telah melakukan berbagai usaha dalam mengatasi kekeringan. Upaya penanggulangan gagal panen akibat bencana kekeringan ini sebenarnya sudah dilakukan, dengan menginformasikan kepada para petani terkait iklim berdasar pantauan BMKG.
Selain itu, memberikan rekomendasi budi daya tanaman, seperti penggunaan varietas toleran kekeringan. Upaya lain, minta petani mengikuti pola tanam yang telah ditetapkan, termasuk minta mereka untuk menggunakan pupuk organik, demi meningkatkan daya ikat air dalam tanah.
Sarwo menambahkan, untuk mencegah semakin luasnya lahan pertanian yang terkena kekeringan dan puso, pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah dan TNI, untuk memetakan kebutuhan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta memanfaatkan sumber air.
Berita Terkait
-
Puso, Petani Tegal Ajukan Klaim Asuransi Usaha Tani Padi
-
Mentan Undang Putri Dewi, Siswi Aceh yang Kelaparan ke Kantornya
-
Petani Gunung Kidul Berhasil Atasi Kekeringan dengan Irigasi Perpompaan
-
Presiden Jokowi Terkesan Kemajuan Mekanisasi Pertanian Indonesia
-
Alat Mesin Pertanian Dinilai Bisa Optimalkan Percepatan Pertanaman di Garut
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia