Suara.com - Setelah mengunjungi Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Presiden Jokowi mengaku terkesan dengan banyak alat mesin pertanian yang telah menjangkau daerah tersebut. Mengutip laman situs resmi Sekretariat Kabinet, Jokowi mengatakan, dalam lima tahun ini, Kementerian Pertanian sudah membagi-bagikan traktor, ekskavator, dan buldozer untuk daerah-daerah yang memiliki lahan luas.
"Saya juga kaget, dalam satu kabupaten, traktornya begitu banyaknya, ekskavatornya begitu banyaknya, sehingga lahan besar bisa dikerjakan dengan mekanisasi peralatan-peralatan yang ada, yang saya lihat itu bantuan dari Menteri Pertanian," ungkap Presiden Jokowi.
Saat berdialog dengan peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019) siang, Jokowi setuju dengan usulan agar dilakukan sosialisasi untuk memodernisasi para petani, sehingga mereka tidak perlu lagi membakar hutan dan lahan untuk memulai membuka lahan.
"Memang kita harus berani mengalihkan pola-pola pertanian tradisional menuju ke pola pertanian yang modern, memakai teknologi. Ini tugas bupati, tugas wali kota, tugas gubernur, tugas menteri-menteri dan tugas kita semuanya," katanya.
Untuk itu, presiden minta para bupati yang memiliki lahan, agar tidak mengerjakan secara manual lagi. Mereka disarankan minta bantuan ke Kementan untuk bantuan alat pertanian.
"Jadi kita ubah petani yang sudah berpuluh-puluh tahun, dengan untuk land clearing dengan cara membakar, diganti dengan pembersihan land clearing dengan traktor, dengan eskavator tanpa harus membuat api," tutur Jokowi, seraya menambahkan, di APBD provinsi dan APBD di kabupaten/kota, ada semuanya.
"Berilah petani-petani kita dengan dengan mindset yang baru, pola pikir yang baru dalam bekerja. Jangan biarkan mereka, sudah berpuluh-puluh tahun, kita masih melihat petani yang tak mungkin mau land clearing 2 hektare dicangkul, tak mungkin," ujarnya.
Dukungan terhadap upaya pemerintah mewujudkan pertanian 4.0, datang dari Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Imam Santoso, beberapa waktu lalu. Lelaki yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT - TPI) tersebut menyampaikan, sektor pertanian harus sudah mengimplementasikan teknologi dalam proses pertanian dari hulu sampai dengan ke hilir.
"Di era serba digital ini, sektor pertanian harus sudah mulai menggunakan teknologi. Dengan teknologi, semua akan menjadi efektif dan efisien. Begitupula target yang akan dicapai, akan lebih realistis, karena teknologi identik dengan presisi tinggi. Selain itu, untuk makin meningkatkan keberhasilan pertanian, presisi ini perlu didukung juga oleh pengembangan agroindustri 4.0, yang mengintegrasikan hulu hilir secara efektif dan efisien, " ujar Imam.
Baca Juga: Revolusi Industri 4.0, Kementan Tingkatkan Prasarana dan Sarana Pertanian
Ia menyampaikan, pertanian presisi (precision agriculture) atau pertanian terukur, atau yang lebih dikenal dengan precision farming, merupakan konsep pertanian berbasis teknologi yang dalam pendekatannya bertumpu pada observasi, dan pengukuran yang nantinya akan menghasilkan data untuk menentukan kegiatan kerja bercocok tanam yang efektif dan efisien.
Program Pertanian 4.0 yang digiatkan Kementan saat ini, telah meyalurkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) tidak kurang dari 350 ribu unit, yang terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, cooper, cultivator, exavator, hand sprayer, implemen alat tanam jagung dan alat tanam jagung semi manual.
Pada 2015, alsintan yang disalurkan sebanyak 54.083 unit, pada 2016, sebanyak 148.832 unit, pada 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada 2018 sebanyak 112.525 unit. Alsintan tersebut telah diberikan kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani, UPJA dan brigade alsintan.
Berita Terkait
-
Alat Mesin Pertanian Dinilai Bisa Optimalkan Percepatan Pertanaman di Garut
-
Kementan Serahkan Bantuan Alat Mesin Pertanian di Kediri
-
Optimalkan Bantuan Alsintan, Petani Cilacap Dapat Pelatihan
-
Kementan Minta Petani Wajib Miliki Kartu Tani, Begini Cara Mendapatkannya
-
Hindari Kelangkaan, Kementan Terus Perbaiki Penanganan Pupuk Bersubsidi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora