Suara.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, total pendapatan premi asuransi jiwa mengalami perlambatan 3,6% di kuartal II 2019 menjadi Rp 90,25 triliun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 93,58 triliun.
Meski demikian, menurut Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, total pendapatan premi asuransi jiwa di kuartal II 2019 tersebut masih memiliki kontribusi terbesar terhadap total pendapatan asuransi jiwa di kuartal II 2019 yang mencapai 76,3%.
Budi menyampaikan, bahwa pencapaian total pendapatan industri asuransi jiwa Indonesia pada kuartal kedua 2019 mengalami peningkatan sebesar 31,9%, atau menjadi Rp 118,32 triliun dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp 89,73 triliun.
"Pada kuartal kedua 2019, AAJI mencatat total pendapatan, dan manfaat yang dibayarkan serta jumlah agen berlisensi di industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan, meski total pendapatan premi mengalami perlambatan," ujar Budi di Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Menurutnya, sebesar 60,5% dari total premi tersebut merupakan kontribusi dari premi bisnis baru yakni Rp 54,7 triliun atau mengalami perlambatan 8,8%.
Sementara 39,5% merupakan kontribusi dari premi lanjutan sebesar Rp 35,68 triliun, meningkat 5,8% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.
Perlambatan premi bisnis baru tersebut dipengaruhi oleh melambatnya kinerja saluran distribusi bancassurance sebesar 16,8% dan saluran keagenan sebesar 8,6% dan masing-masing berkontribusi sebesar 50,8% dan 27,5%.
Pendapatan premi bisnis baru yang berasal dari produk asuransi kesehatan memiliki kontribusi sebesar 5,9% dari keseluruhan total pendapatan premi bisnis baru, hal ini menunjukkan bahwa produk asuransi kesehatan tetap menjadi produk yang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Total pendapatan industri asuransi jiwa juga dipengaruhi oleh hasil investasi, yang meningkat 373,4%, menjadi Rp 22,84 triliun dibandingkan periode tahun lalu.
Baca Juga: Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang Ingatkan Pentingnya Asuransi Kendaraan
Perbaikan kinerja hasil investasi asuransi jiwa dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang menguat, yaitu adanya penguatan IHSG pada awal 2019.
Sementara total aset kuartal II 2019 meningkat 10,1% senilai Rp 550,38 triliun, dibanding pencapaian periode yang sama di 2018 sebesar Rp 499,96 triliun, tercatat selama kuartal kedua 2017 sampai dengan kuartal kedua 2019, total aset perusahaan asuransi jiwa mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,6%.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen