Suara.com - Tak terbatas sebagai wadah simpan pinjam anggota, kini koperasi bisa bertransformasi menjadi organisasi yang mengembangkan unit usaha mengambil peluang pasar.
Mengikuti pangsa pasar milenial, koperasi berinovasi membuat bisnis star up guna memfasilitasi masyarakat yang belanja atau menggunakan jasa-jasa secara online melalui gawai di tangan.
Hal ini lah yang dilakukan Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Group, sebuah koperasi yang berdomisili di Kota Purwokerto, Jawa Tengah.
Berawal dari pengurusnya yang mantan aktivis koperasi mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), mereka menggagas pendirian Kopkun sebagai koperasi modern.
Bukan sekadar aplikasi
Bermula pada 13 tahun silam, Kopkun didirikan dari modal pinjaman bantuan program Kementerian Koperasi RI.
Pada 2006, mereka mendapat modal pinjaman program koperasi akademika Rp 500 juta, dan digunakan untuk membangun swalayan di lingkungan kampus. Awalnya dari satu swalayan, kini sudah punya 4 gerai yang tersebar di Purwokerto.
Barang-barang yang dijajakan swalayan koperasi komplet. Fasilitas dan layanannya profesional sebagai pasar modern, seperti ritel-ritel perusahaan besar.
Ruangan ber-AC dan sistem pengelolaannya terkomputerisasi. Lahan dan bangunan gedung empat swalayan itu sudah milik Koptun yang dibeli dengan mencicil ke bank.
Baca Juga: Pengembangan e-koperasi Berbasis Android
Tak berhenti pada swalayan, Koptun merambah pasar melenial dengan digitalisasi koperasi. Koptun ini membangun inkubator dengan mendirikan unit bisnis start up-sturt up.
Startup yang didirikan koperasi itu melahirkan sejumlah aplikasi. Inkubator bisnis start up ini dibangun dalam dua tahun belakangan.
Firdaus Putra Aditama, Chief Operating Officer (COO) Kopkun Group kepada Suara.com mengutarakan, pengembangan dan inovasi koperasi mereka mengacu konsep Rhenald Kasali, pakar bisnis sekaligus dosen ekonomi Universitas Indonesia, tentang bekerja dengan dua tangan.
Ketika tangan kiri bekerja, tangan kanan juga bekerja secara bersamaan. Analogi tangan kiri misalnya adalah mengembangkan koperasi konvensional modern. Sementara tangan kanan dianalogikan sebagai upaya mengembangkan koperasi melalui bisnis start up.
Sebab, bisa jadi bisnis konvensional yang sekarang akan memasuki masa senjakala dan beberapa usaha start up bisa tumbuh. Kedua pola bisnis itu mereka jalani dan kembangkan.
Meskipun awal mula membangun bisnis start up gagal, mereka terus belajar lebih dalam dan akhirnya mulai berkembang hingga mampu membuat inkubator.
Berita Terkait
-
Cerita Christian Sugiono yang Sukses Membangun Bisnis Start Up Miliknya
-
Traktir 30 Teman ke Purwokerto, Intip 5 Momen Liburan Mayangsari!
-
Digebuki, Dicap PKI hingga Diangkut ke Mobil, Aktivis FMN Melapor ke Polisi
-
Aktivis FMN Diduga Dipersekusi Ormas, Pimpinan Pusat: Cermin Anti Demokrasi
-
Aktivis FMN Dipersekusi Ormas: Dibilang PKI, 1 Dipukul, 3 Dibawa Paksa
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya
-
6 Ide Usaha Sampingan di Masa Pensiun Agar Tetap Produktif dan Bahagia
-
Langkah Keliru Danantara: Akuisisi Hotel di Mekkah Dinilai Berisiko dan Tabrak Mandat Investasi
-
Harga Cabai Rawit di Papua Pedas, Tembus Rp125 Ribu/Kg
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
-
Pasca IPO, Superbank Tancap Gas! Laba Tembus Rp122 Miliar
-
Jelang Libur Nataru, Mayoritas Harga Pangan Nasional Kompak Melandai, Cabai dan Bawang Merah Turun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Aturan Cuti Hamil 6 Bulan dan Ketentuan Gaji yang Wajib Dipenuhi Perusahaan