“Jadi dulu kami memahami start up hanya sebatas aplikasi. Ternyata start up itu basisnya bukan aplikasi. Start up itu basisnya adalah bagaimana model bisnis tersebut inovatif, barulah kemudian dikembangkan menjadi aplikasi,” kata Firdaus.
Saat mereka mendirikan lembaga inkubator, SDM yang memiliki talenta digital mulai bergabung, seiring proses literasi yang berjalan cukup panjang.
Kemudian, beberapa bulan berjalan, mereka mulai menciptakan aplikasi–aplikasi dan seterusnya. Tahun pertama mereka mendirikan tiga start up, tahun kedua lahirlah lima start up.
Start up-start up yang diinkubasi oleh Kopkun misalnya Beceer.com yakni aplikasi belanja pasar, dan BookCircle.id, yaitu aplikasi untuk meminjam atau sewa buku.
Selanjutnya, Sewaa.in yang merupakan aplikasi penyewaan barang. Misalnya, orang yang punya barang tidak terpakai bisa disewakan melalui aplikasi ini.
Kemudian Jajan.in, aplikasi jualan kudapan yang rata-rata pelanggannya anak indekos. Sementara Sributukang.com, adalah aplikasi pencarian jasa tukang.
Sedangkan OnPrint.id adalah aplikasi untuk print online yang mempermudah anak indekos mencari tempat fotokopi terdekat melalui aplikasi.
Misalnya, mahasiswa dari kalangan anak kos mengerjakan tugas selesainya malam hari tidak perlu khawatir, tinggal masukan file, otomatis nanti bisa dicekta (print) lewat aplikasi tersebut.
Ada lagi CrowdCircle.id, aplikasi crowdfunding, serta hallomentor, sebuah aplikasi untuk mendampingi UMKM.
Baca Juga: Pengembangan e-koperasi Berbasis Android
Setelah didampingi oleh pakar melalui hallomentor dan ada peningkatan omset, si mentor mendapat bayaran lewat bagi hasil.
Garap kelas menengah malas
Rencananya, pada November mendatang, Kopkun akan menambah lagi pendirian satu koperasi, namanya koperasi pangan.
Tahun lalu, mereka mendirikan Koperasi Simpan Pinjam atau KSP. Total entitas yang berada di bawah grup Kopkun itu sebanyak 15 , ada Perseroan Terbatas (PT), CV, Yayasan, Koperasi, Start up.
Koperasi ini memiliki Yayasan bernama Kopkun Institute, fokusnya ke kajian dan riset. Yayasan ini memiliki anak bernama PT Prakasa Unggul, yaitu lembaga konsultan profesional yang memiliki karyawan lima orang. Kemudian anak yang kedua adalah lembaga inkubator.
Menurut Firdaus, di luar negeri, entitas bisnis berbadan hukum perseroan terbatas di bawah koperasi dalam skema konglomerasi atau holding koperasi, sudah hal biasa.
Berita Terkait
-
Cerita Christian Sugiono yang Sukses Membangun Bisnis Start Up Miliknya
-
Traktir 30 Teman ke Purwokerto, Intip 5 Momen Liburan Mayangsari!
-
Digebuki, Dicap PKI hingga Diangkut ke Mobil, Aktivis FMN Melapor ke Polisi
-
Aktivis FMN Diduga Dipersekusi Ormas, Pimpinan Pusat: Cermin Anti Demokrasi
-
Aktivis FMN Dipersekusi Ormas: Dibilang PKI, 1 Dipukul, 3 Dibawa Paksa
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?
-
Akhiri Paceklik Rugi, Indofarma (INAF) Pasang Target Ambisius: Pendapatan Naik 112% di 2026