Suara.com - Bencana yang melanda Sukabumi menimbulkan kerugian mencapai Rp 38,2 miliar berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Tingginya angka kerugian akibat bencana di tahun lalu berbanding lurus dengan jumlah bangunan yang rusak mulai dari fasilitas pribadi seperti rumah, fasilitas umum hingga mata pencaharian antara lain lahan pertanian, kios dan lain-lain," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Jumat (10/1/2020).
Menurutnya, dari hasil pendataan kerugian terbesar disumbang dari bencana tanah longsor yang terjadi sebanyak 312 kali, apalagi di awal 2019 terjadi bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang menyebabkan satu kampung tertimbun.
Ditambah kejadian bencana pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung yang juga meluluhlantakkan satu kampung dari puluhan hektare lahan pertanian yang tidak bisa lagi digunakan.
Jumlah kerusakan rumah akibat bencana di 2019 sebanyak 304 unit rusak berat, 302 unit rusak sedang, 248 rusak ringan dan 493 terancam. Sementara fasilitas umum yang rusak seperti saluran air sebanyak 11 rusak berat dan 54 rusak sedang.
Kemudian, jembatan sebanyak 15 rusak berat dan 16 rusak sedang. Selain itu, bencana juga merusak fasilitas ibadah antara lain masjid/mushola sebanyak 17 rusak berat dan delapan rusak sedang serta fasilitas pendidikan seperti sekolah sebanyak satu unit rusak berat dan delapan rusak sedang.
"Jumlah kejadian bencana tahun lalu sebanyak 750 kasus seperti kebakaran, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, pergerakan tanah, kebakaran hutan lahan, kekeringan dan lain-lain," tambahnya.
Daeng mengatakan Kabupaten Sukabumi yang merupakan salah satu daerah rawan bencana alam di Jabar seluruh elemen harus siap siaga dan waspada apalagi di awal tahun ini curah hujan cukup tinggi yang berpotensi terjadinya bencana.
Bahkan, di awal 2020 sudah ada beberapa kasus kejadian bencana seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan kebakaran sehingga, harus dilakukan antisipasi dini untuk meminimalkan dampaknya. (Antara)
Baca Juga: Gempa Sukabumi Dipicu Subduksi Lempeng Indo-Australia Terhadap Eurasia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Rahmad Pribadi Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi hingga Akhir 2025
-
Fundamental Kuat dan Prospektif, BRI Siapkan Buyback Saham
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM