Suara.com - Harga emas merosot 1 persen pada Selasa (21/1/2020) di tengah perdagangan yang fluktuatif karena maraknya investor mengambil keuntungan (profit taking) setelah harga mencapai level tertinggi dua pekan di awal sesi.
Mengutip Reuters Rabu (22/1/2020) logam mulia memangkas kerugian dan menguat kembali di atas level 1.550 dolar AS per ounce, didukung oleh suku bunga yang rendah dan ketegangan geopolitik.
Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi 1.558,60 dolar AS per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari, yakni 1.568,35 dolar AS per ounce pada awal perdagangan.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 0,2 persen lebih rendah menjadi 1.557,90 dolar AS per ounce.
"Kita memiliki periode kinerja yang cukup baik untuk emas dan kita menyerahkan kembali sebagian dari itu," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities.
Dirinya menambahkan emas kemungkinan akan bertahan dalam kisaran yang cukup ketat di level 1.550 dolar AS per ounce untuk saat ini.
"Saya belum pernah mendengar berita apa pun yang menyebutkan bahwa ini (penurunan emas) adalah semacam rangkaian perkembangan fundamental yang permanen dan struktural. Ini lebih merupakan penyesuaian terhadap downside karena alasan teknikal," katanya.
Komoditas emas mendapat dukungan karena pasar saham global merosot seiring meningkatnya kekhawatiran tentang coronavirus jenis baru di China.
Emas melesat lebih dari 6 persen sejak 6 Desember. Pada 8 Januari, emas menembus batas 1.600 dolar AS untuk kali pertama dalam hampir tujuh tahun karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.
Baca Juga: Mendadak Lebih Mahal dari Emas, Apa itu Paladium?
Di tempat lain, palladium anjlok 4 persen menjadi 2.400,12 dolar AS per ounce, ditetapkan untuk menandai penurunan persentase harian terbesar dalam sebulan. Harga palladium mencapai level tertinggi yang baru 2.582,19 dolar AS per ounce pada sesi Senin.
Perak menyusut 1,3 persen menjadi 17,83 dolar AS per ounce, sedangkan platinum merosot 1,1 persen menjadi 1.004,17 dolar AS per ounce.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
Terkini
-
Double Diskon Superindo Hari Ini, Potongan Harga Hingga 50 Persen di Semua Kategori
-
PT Timah Copot Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro
-
Bank Aladin Syariah Investasi di Pendidikan, Guyur Dana Beasiswa
-
Satu Direktur Bank Woori Finance Indonesia Tiba-tiba Mundur
-
LMS 2025: Infrastruktur Bendungan dan Pengadaan Pangan Jadi Dua Sisi Mata Uang Tak Terpisahkan
-
4 Fakta Radiasi Cs-137 PT PMT Cikande: Pemilik Diduga WNA Kabur ke Luar Negeri?
-
Pemerintah Jamin Masyarakat 3T Raih Akses Listrik 24 Jam di 2026
-
Rencana DMO Emas, IMA Ingatkan Pemerintah: Jangan Abaikan Harga Pasar dan Fluktuasi Global!
-
Lewat Akselerasi Ekspor Digital di TEI 2025, Bank Mandiri Perkuat Peran Mitra Strategis Pemerintah
-
Pencairan BPNT Tahap Akhir 2025: Cek Status Penerima Bantuan Oktober 2025