Suara.com - Industri perbankan punya beberapa tantangan yang mesti dihadapi pada tahun ini, seperti dampak dari adanya ketidakpastian ekonomi global akibat mewabahnya virus corona.
Direktur Manajemen Resiko PT Bank Mandiri Tbk Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, ketidakpastian ekonomi global makin bertambah dengan adanya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, China.
"Tantangan perbankan di tahun ini adalah bagaimana kita bisa melakukan fungsi intermediasi yang efektif efisien di tengah beberapa uncertainties impact dari corona virus kemudian juga perlambatan ekonomi dunia secara over all kemudian juga mengenai trade war," kata Siddik saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Siddik menuturkan, kinerja intermediasi pada industri perbankan harus dijaga dengan baik dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang terus tidak menentu.
"Saya kira itu yang harus di navigasi supaya industri perbankan tetap dapat menjalankan tugasnya untuk intermediasi pada saat yang sama dapat tumbuh secara sehat secara prudent dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan semua program pemerintah untuk meningkatkan daya saing," katanya.
Selain perbankan, virus corona yang disebut-sebut bersumber dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China mulai membuat ketar-ketir sektor pariwisata tanah air.
Apalagi dari data yang ada menyebut jumlah wisatawan mancanegara asal negeri tirai bambu merupakan nomor dua tertinggi yang kerap plesiran ke Indonesia.
Kegelisahan itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Ekonomi terkait dampak Virus Corona terhadap sektor perdagangan dan pariwisata RI pada Senin (3/2/2020) kemarin.
"Nah isu kedua yang dibahas adalah kita sudah harus meng-exercise dampak dari situasi ini. Dampak dari virus ini, kemudian diikuti dengan kebijakan-kebijakan. Tidak hanya kebijakan dari Indonesia, tetapi kebijakan serupa yang diambil di negara lain, saat kita bicara mengenai wisatawan," katanya.
Baca Juga: Warga Natuna Terancam Virus Corona? Menkes: Saya Jaminkan Badan Saya
Retno mengakui, sektor pariwisata yang selama ini menjadi salah satu roda penggerak ekonomi nasional bisa terganggu dengan mewabahnya virus jenis baru tersebut.
"Pasti karena yang terdampak nomor satu adalah pergerakan manusia, maka yang terdampak sudah pasti adalah wisatawan pariwisata. Nah pariwisata tentunya tidak hanya dari China, tetapi kita juga menghitung dampaknya terhadap situasi psikologis dari negara lain," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Waspada! OJK Blokir 2.422 Nomor Kontak Debt Collector dan 22.993 Nomor Penipu
-
CBRE Punya Hubungan dengan Emiten RAJA? Ini Penjelasan dan Klarifikasinya
-
Cermati Fintech Group dan Privy Gelar Sesi Edukasi Finansial Mengenai Kebebasan Keuangan
-
Inovasi dan Teknologi Jadi Kunci Kebangkitan Industri MICE Indonesia
-
Inovasi Digital Program PNM Mekaar Raih Penghargaan di IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia 2025
-
Pasar Kripto Anklok Parah, Bitcoin Diprediksi Rebound Pasca Guncangan Tarif AS-China
-
Inflasi Naik, Biaya Pendidikan Makin Mahal
-
IHSG Merah di Awal Sesi, Analis Prediksi Bearish di Tengah Ketegangan AS-China
-
Awali Pekan Ini, Harga Emas Antam Terus Melonjak Tinggi Sebesar Rp 2.303.000 per Gram
-
Rokok Ilegal Jadi 'Hantu' Industri Tembakau, Buruh Minta Tindakan Tegas