Suara.com - Stimulus di sektor perumahan yang disuntikkan pemerintah sebagai obat antisipasi terhadap dampak penyebaran virus corona dinilai akan menjadi bantalan efektif untuk perekonomian nasional sekaligus pupuk bagi penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan langkah pemerintah menjadikan sektor perumahan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi dipercaya tidak hanya mendongkrak sektor properti. Pasalnya, sektor tersebut diyakini akan memiliki dampak turunan terhadap 170 industri terkait.
"Sektor properti di segmen menengah ke bawah trennya masih cukup baik. Asal stimulusnya tepat sasaran bisa berdampak ke sektor lain misalnya pertambangan pasir, industri kaca keramik, dan transportasi logistik," ucap Bhima kepada wartawan ditulis Minggu (1/3/2020).
Bhima menambahkan, stimulus sektor perumahan yang diberikan pemerintah tersebut diyakini juga akan mendongkrak kredit konsumsi perbankan khususnya KPR Subsidi. Segmen bagi wong cilik ini diperkirakan ikut terdongkrak dan akan tumbuh subur.
"Setidaknya pertumbuhan kredit konsumsi tidak terlalu rendah dibawah 5%. Karena mengandalkan kredit kendaraan bermotor cukup sulit, maka KPR segmen MBR [Masyarakat Berpenghasilan Rendah] jadi jalan keluarnya," paparnya.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B. Hirawan menilai langkah pemerintah yang menjadikan sektor perumahan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi sudah tepat. Sebab, sektor perumahan merupakan bagian sektor konstruksi.
Fajar melanjutkan jika dilihat dari struktur PDB Indonesia pada sisi lapangan usaha, sektor konstruksi menempati posisi keempat, setelah industri manufaktur, pertanian, dan perdagangan/ritel.
Di sisi lain, akibat virus corona, industry manufaktur, pertanian, dan perdagangan/ritel mengalami koreksi karena terganggunya arus perdagangan internasional. Sehingga, Fajar menyebutkan upaya mengerek ekonomi yang perlu dilakukan adalah memberdayakan atau mengoptimalkan potensi ekonomi dalam negeri.
"Seringkali saya katakan bahwa gejolak eksternal sulit untuk diantisipasi dan diintervensi, maka dari itu gejolak internal-lah yang perlu menjadi fokus karena lebih cenderung feasibel untuk diantisipasi dan diintervensi. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan potensi sektor perumahan karena sektor ini mampu bergerak dengan sumber daya ekonomi yang ada di dalam negeri," ujarnya.
Baca Juga: BTN Targetkan Pengajuan KPR Tembus Rp 3 Triliun di IPEX ke 38
Ia mengakui, memang harga properti saat ini cenderung stagnan. Maka dari itu saatnya sektor perumahan harus bergerak di tengah gejolak pengaruh virus corona.
"Yang pasti diharapkan pertumbuhan kredit bisa meningkat karena tahun lalu pertumbuhan kredit perbankan sangat rendah yakni single digit. Idealnya harusnya bisa tumbuh double digit," ucap dia.
Adapun, hingga saat ini, pangsa pasar KPR Subsidi masih didominasi oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Data keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan bank tabungan ini menguasai 90,82% pasar KPR Subsidi per Desember 2019.
Untuk pasar KPR secara keseluruhan, perseroan juga masih menduduki posisi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 40,19% per September 2019.
Sementara itu, Bank BTN pun memastikan bakal mendapatkan kuota KPR subsidi tambahan dari pemerintah dengan melalui skema penyaluran subsidi selisih bunga (SSB). Penambahan kuota KPR subsidi tersebut dalam rangka program stimulus pemerintah di sektor perumahan, sebagai dampak antisipasi wabah virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Utama BTN Pahala N Mansury mengatakan adanya tambahan kuota tersebut khususnya untuk rumah yang sudah jadi dan tambahan rumah yang ada pada tahun ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'