Suara.com - Dana Moneter Internasional (IMF) dan Kelompok Bank Dunia menyediakan miliaran dolar AS untuk pembiayaan darurat bagi negara-negara anggota yang mencari dukungan sehubungan wabah virus corona atau Covid-19.
"Kami tahu bahwa penyakit ini menyebar dengan cepat. Dengan lebih dari sepertiga dari anggota kami terpengaruh secara langsung, ini bukan lagi masalah regional, ini adalah masalah global yang menyerukan respons global," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan Rabu (4/3/2020) di sebuah konferensi pers bersama dengan Presiden Kelompok Bank Dunia David Malpass.
IMF menyediakan sekitar 50 miliar dolar AS melalui fasilitas pembiayaan darurat yang cepat pencairannya untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang.
Bank Dunia, sementara itu, telah mengumumkan bahwa mereka akan memberikan paket awal hingga 12 miliar dolar AS dalam "dukungan langsung" untuk membantu negara-negara yang menghadapi dampak kesehatan dan ekonomi dari wabah Covid-19.
"Apa yang dilakukan Bank Dunia adalah bekerja untuk memberikan respons yang cepat dan fleksibel berdasarkan kebutuhan negara berkembang," kata Malpass pada konferensi pers.
Dukungan itu akan mencakup pembiayaan darurat, saran kebijakan, dan bantuan teknis, katanya, seraya menambahkan bahwa itu akan memprioritaskan negara-negara termiskin dan mereka yang berisiko tinggi dengan kapasitas rendah.
"Tantangan terbesar kami saat ini adalah menangani ketidakpastian," kata Georgieva kepada wartawan.
"Dalam skenario apa pun, pertumbuhan global pada 2020 akan turun di bawah level tahun lalu," katanya.
Pada Februari, IMF telah merevisi turun pertumbuhan global 2020 menjadi 3,2 persen, 0,1 poin persentase lebih rendah dari proyeksi Januari. Turun di bawah level tahun lalu (2,9 persen) berarti lebih jauh menurunkan perkiraan pertumbuhan global.
Baca Juga: Update Corona Covid-19: 53.668 Orang Sembuh, Korban Meninggal 3.285 Jiwa
Proyeksi pertumbuhan untuk China tahun ini juga akan lebih rendah dari perkiraan terbaru, kata kepala IMF, sementara mencatat bahwa itu didorong bahwa sekitar 60 persen produksi telah dimulai kembali di China, dan lebih banyak kemajuan diharapkan dalam beberapa minggu ke depan.
Georgieva mengatakan, situasi saat ini sangat menantang bagi negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah dan kapasitas respons - menyerukan mekanisme koordinasi global untuk mempercepat pemulihan permintaan dan pasokan.
Prioritas nomor satu dalam hal respon fiskal, katanya, adalah memastikan pengeluaran terkait kesehatan di garis depan untuk melindungi kesejahteraan masyarakat, merawat yang sakit, dan memperlambat penyebaran virus. Kedua, tindakan kebijakan makro-keuangan mungkin diperlukan untuk mengatasi guncangan penawaran dan permintaan.
Ketua IMF menyambut baik pernyataan negara-negara industri G7, bahwa para menteri keuangan dan gubernur bank sentralnya siap untuk bekerja sama lebih lanjut dengan langkah-langkah tepat waktu dan efektif.
"Situasi ini berkembang dengan cepat dan kita harus siap untuk memberikan respons yang lebih kuat dan terkoordinasi jika kondisi mengharuskannya," kata Georgieva. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Jalur Langsa - Kuala Simpang Kembali Fungsional, Konektivitas Aceh-Sumut Berangsur Normal
-
Pemerintah Akui Harga Cabai Rawit Masih Tinggi di Nataru, Tembus Rp 60.000 per Kg
-
Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Meningkat Hampir Tiga Kali Lipat pada Nataru 2025/2026
-
Insentif Kendaraan Listrik Dihentikan, Untung atau Buntung?
-
Ingin Kuliah Singkat dan Siap Berkarier? Simak Cara Bergabung di Universitas Nusa Mandiri 2026
-
Cek Jembatan Kembar Margayasa Pascabencana, Kementerian PU Bakal Perkuat Tebing Batang Anai
-
Kemenkeu Ungkap Setoran Pajak Digital Tembus Rp 44,55 Triliun per November 2025
-
Bali Katanya Sepi, Tapi Kemenhub Ungkap Jumlah Penumpang Naik
-
Purbaya Resmi Tarik Pajak dari Pelanggan ChatGPT RI
-
Nadi Logistik Pulih! Jalur Khusus Bireuen Aceh Utara Kembali Terhubung, Ekonomi Lintas Timur Bangkit