Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini babak belur dengan penurunan lebih dari 5 persen, bahkan laju IHSG hari ini sudah dua kali dihentikan sementara karena terus anjlok lebih dari 5 persen.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyinggung kondisi krisis ekonomi tahun 2008-2009, menurutnya kondisi saat ini belum dibilang krisis karena kasus yang terjadi saat 2008-2009 berbeda dengan kasus saat ini.
"Kalau di 2008-2009, krisis keuangan yang dipicu oleh Lembaga Keuangan seperti bangkrutnya Lehman Brothers, kemudian berdampak sistemik global. Itu ada mekanisme koordinasi policy, yang makanya sekarang dikenal sebagai forum G20," kata Sri Mulyani di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Sementara itu, untuk kondisi saat ini pemicunya soal kesehatan dimana imbas pandemi virus corona atau Covid-19.
"Kita tentu berharap bahwa yang sekarang ini adalah pemicunya adalah masalah kesehatan, pandemic. Jadi di dalam hal ini memang dari sisi kesehatan secara global, karena tidak ada satu negara, tapi kepada seluruh dunia, lebih dari 100 negara terkena," paparnya.
Sehingga mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap ada mekanisme yang menciptakan leadership global untuk menciptakan suatu langkah-langkah yang synchronize atau singkronkan, yang sama-sama untuk segera memitigasi pandemi virus corona.
"Karena seperti disampaikan tadi, kami di perekonomian, Pak Menko dan seluruh jajarannya akan terus berusaha memitigasi dampaknya, namun bottom linenya adalah tetap kesehatan," ucapnya.
Jadi dalam hal ini apa yang terjadi di wall street dan merembet ke bursa di Indonesia harus diperhatikan secara serius ancamannya.
"Ini karena memang persoalannya adalah pada psikologis keamanan, karena adanya aspek kesehatan yang dianggap masih mengancam. Jadi fokus kita sekarang adalah dari bidang ekonomi, terus memerhatikan dengan teliti perkembangan ini," katanya.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Babak Belur, Perdagangan Saham Sesi II Kembali Dibekukan
"Sambil terus melakukan mitigasi dan antisipasi. Selalu ada dua, dan kita antisipate perkembangannya mau kemana dan mitigasi kalau sudah terjadi di mana bergerak sangat cepat," tambahnya.
Sri Mulyani pun menuturkan, dalam situasi seperti ini, fleksibilitas adalah yang paling penting. Kalau terlalu kaku akan menimbulkan crack atau retak. Oleh karena itu dia berucap flexibility the most important.
"Kita akan lihat secara terbuka, pragmatis, dan lihat evidance dan kita merespon. Fleksibilitas dan responsiveness adalah kunci dan kita akan terus transparan kepada seluruh pelaku ekonomi. Ini yang kita lakukan dan kami akan terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan sektor kesehatan untuk mendukung," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Inovasi Material Ramah Lingkungan Asal Indonesia di World Expo 2025 Osaka
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP
-
Pemerintah Tegaskan Tak Ada Impor Beras untuk Industri
-
CIMB Niaga Sekuritas Kedatangan Bos Baru, Ini Daftar Jajaran Direksi Teranyar
-
Eri Budiono Lapor: Bank Neo Kempit Laba Rp517 Miliar Hingga Oktober 2025
-
IPO SUPA: Ritel Cuma Dapat 3-9 Lot Saham, Ini Penjelasan Lengkapnya
-
OJK Akan Tertibkan Debt Collector, Kreditur Diminta Ikut Tanggung Jawab