Suara.com - KSPPS BMT Atunnisa, di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memperoleh persetujuan dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB - KUMKM) sebesar Rp 800 juta melalui dua tahap pencairan. Pada Desember 2019, telah dicairkan pinjaman tahap pertama sebesar Rp 400 juta, dan sisanya akan dicairkan tahun ini.
Manajer KSPPS BMT Atunnisa, Suryadi Hendi Pantarlih mengatakan, sebagian anggota koperasi menyampaikan bahwa usahanya sepi dan beberapa pekerjaan ditunda karena efek pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
“Saat ini, kisaran 25 persen usaha anggota terkena imbas Covid-19, terutama sektor perdagangan, pariwisata, jasa sewa seperti rental mobil, travel pariwisata, biro umroh dan haji, sewa alat pertanian, sewa alat-alat pesta dan lain-lain," tutur Hendi, Jateng, Rabu (1/4/2020).
Masuk minggu ke-2 pasca diberlakukannya pembatasan sosial (social distancing) dan Work from Home (WFH) atas merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia, banyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melakukan berbagai tindakan pencegahan (preventif) dan strategi ekonomi guna menjaga keberlangsungan usahanya. Tidak terkecuali koperasi.
Sasaran kebijakan disusun berdasarkan arahan dan instruksi pemerintah, sehingga tidak heran banyak pelaku Koperasi dan UMKM (KUMKM) menggantungkan dan menanti harapan pada kebijakan pemerintah.
KSPPS BMT Atunnisa mayoritas anggotanya bergerak di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan, kerajinan, pariwisata dan jasa sewa, tak pelak berdampak penurunan ekonomi pada koperasinya.
“Menurunnya jumlah pembeli, mengakibatkan omzet pedagang pun merosot tajam,” tambah Hendi.
Meskipun pinjaman/pembiayaan dari LPDB - KUMKM diperoleh akhir tahun 2019 dan pembayarannya lancar, namun krisis ekonomi ini harus disikapi dengan langkah-langkah yang lebih konkret.
"Walau demikian, hal ini tidak menyurutkan semangat koperasi untuk menyusun beberapa strategi dan kebijakan, di antaranya inventaris permasalahan anggota dan melakukan pendataan komitmen pembayaran anggota. Strategi lainnya adalah meningkatkan penagihan ke lapangan,” kata Hendi.
Baca Juga: Persiapan Ramadan, LPDB-KUMKM Pastikan Pelayanan Tidak Kendur
Selain itu, KSPPS BMT Atunnisa masih menunggu kebijakan dari Dinas Koperasi dan UKM setempat, serta tindakan konkret LPDB - KUMKM dalam mengatur kebijakan atas kondisi saat ini.
"Wabah Covid-19 membawa pengaruh besar terhadap keberlangsungannya koperasi kami," jelas Hendi.
Terkait perubahan pola penyaluran pembiayaan kepada anggota, diakui Hendi, kini lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan. Pelayanan pinjaman koperasi yang beranggotakan 3.339 orang ini juga mengalami perubahan signifikan, yakni dimulai pukul 09.00 WIB dan tutup sampai pukul 14.00 WIB.
Pihaknya pun mengaku tengah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan pinjaman dari anggota.
Selain menyikapi dengan berbagai upaya dan strategi, KSPPS BMT Atunnisa berharap adanya pengurangan margin atau bunga yang harus dibayarkan ke LPDB -KUMKM. Pihaknya juga tengah menanti pencairan dana pinjaman/pembiayaan tahap kedua dari LPDB - KUMKM yang sampai saat ini belum dicairkan.
Meskipun koperasi tidak memiliki pinjaman lain selain dari LPDB - KUMKM, namun pihaknya tetap berkomitmen untuk membayar pinjaman sesuai dengan jadwal angsuran. Hendi berharap, wabah Covid-19 ini segera berlalu dan KUMKM di Indonesia mampu bertahan dan bangkit.
Berita Terkait
-
Kerja Sama dengan Pemkot Yogyakarta, Cara PSIM Lawan COVID-19
-
Korban Corona di Indonesia Terus Bertambah, PSSI Sunat Gaji Shin Tae-yong?
-
Karantina Corona di China, Joe Young Kembali Buat Ulah
-
Positif Terjangkit Corona, Pasutri Sepuh di India Dinyatakan Sembuh
-
Moms, Ini Tips Efektif Jelaskan Corona Covid-19 Untuk Anak Autisme
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Gelar RUPSLB, Emiten Produsen Gas Industri SBMA Rombak Jajaran Direksi Hingga Diversifikasi Bisnis
-
Gedung Pencakar Langit Paling Tips di Dunia Sewakan Penthouse Seharga Rp 1,8 Triliun
-
Emas Antam Harganya Masih Tinggi Dibanderol Rp 2.123.000 per Gram
-
Kenaikan Harga Bahan Pokok Terus Tinggi, Kelas Menengah Banyak Kesulitan Bayar
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?