Suara.com - Satuan Tugas Pangan menemukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diduga bermain-main dengan harga gula. BUMN tersebut yaitu PT Perkebunan Nusantara II atau PTPN II.
PTPN II dianggap melakukan pelalangan gula di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Atas penemuan itu, Kementerian BUMN pun melakukan pembelaan terkait praktek pelelangan gula rafinasi itu. Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi Arya Sinulingga menjelaskan, bahwa pelelangan gula rafinasi yang dilakukan PTPN II hanya 5.000 ton.
Sehingga, menurut Arya cukup aneh jika pelelangan hanya 5.000 ton tapi kebutuhan gula 3 juta ton per tahun bisa mempengaruhi harga gula di pasaran.
"Tapi jangan lah terlalu mengada-ada gitu, bahwa 5 ribu ton bisa mempengaruhi yang membuat harga menjadi Rp 17 ribu, itu terlalu mengada-ada," ujar Arya kepada wartawan seperti ditulis Kamis (30/4/2020).
Arya melanjutkan, pelelangan gula rafinasi oleh PTPN II dilakukan secara terbuka. Kemudian, gula tersebut setelah dilelang masih berada di gudang PTPN II.
Apalagi, setelah tercapai harga lelang Rp 12.900, PTPN II langsung bersurat kepada Kementerian Perdagangan agar pelelangan itu tak dipenuhi karena harga jauh di atas Harga eceran tertinggi (HET) yang sebesar Rp 12.500.
"Kenapa mereka melakukan hal seperti ini, kalau mereka tidak menyurati ke Kemendag dan Kementeriam BUMN, kalau mereka mengembalikan ke harga HET nanti dikatakan bahwa PTPN menjual gulanya itu di bawah harga tender, nanti dibilang lagi kalau itu merugikan negara," tutur dia.
"Nah jadi mereka tadi sudah kirim surat ke kita bahwa memberitahukan mereka akan menjual gula di bawah HET sehingga dengan surat tersebut nantinya ketika ada temuan bahwa mereka menjual di bawah harga tender mereka engga terkena dikatakan merugikan negara, itu pertimbangan PTPN," pungkas dia.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Diserang Hoaks Terkait Pencemaran Nama Baik
Tag
Berita Terkait
-
Gula Pasir Hingga Emas Masih Jadi Biang Kerok Inflasi
-
Gila! BUMN Ini Malah Mainkan Harga Gula di Tengah Pandemi Corona
-
Mendag Bongkar Penyebab Mahalnya Harga Gula Pasir di Tangan Konsumen
-
KemenPUPR Ikut Tren Hias Roti Meses, Malah Kena Semprot Chef Arnold
-
Raffi Ahmad Kaget Bongkar Isi Tas Menteri Erick Thohir, Kenapa?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera